MESKI Macedonia terbilang miskin, keadaan ekonominya tidak separah jirannya, Albania negara mungil termiskin di Eropa, yang baru setahun menyatakan selamat tinggal ideologi Stalin. Dan kini ratusan wanita Albania membanjiri Macedonia: ya, mencari kerja, ya, mengidamkan hidup lebih baik dengan bersuamikan pria setempat. Di Macedonia terdapat sekitar 22% penduduk keturunan Albania. Contohnya, Querime Dino, 50 tahun, ahli mikrobiologi yang pernah dilatih di Tirana, ibu kota Albania, kini menjadi peternak di pedesaan dekat Tetovo, Macedonia. Perempuan ini kehilangan sanak keluarga, kawan-kawan, maupun pekerjaannya. Namun Dino tidak menyesal. ''Saya sudah bahagia setelah beroleh suami yang baik,'' ujarnya. Di dalam budaya Albania memang dikenal adanya pembayaran mas- kawin serta oleh-oleh buat sang comblang. Tapi menurut pejabat kedua pihak di perbatasan, kejadian kini justru berbeda, yakni sebuah perkongsian jahat. Atau seperti diungkapkan Sajmir Kodra, kepala polisi Albania di kota perbatasan Peshkopi, kriminal yang menggiurkan ini telah menggoda cewek dari Kota Tirana, Shkoder, Durres, dan pelbagai kota lain di negara- negara Semenanjung Balkan. Ini merupakan tragedi lain lagi dibanding dengan kasus Bosnia. Menurut kantor berita Reuter akhir Februari lampau, Gojko Eftovski, pekerja sosial di Kota Tetovo, Macedonia, meng- ungkapkan ada satu cewek di bawah umur yang dijual dua kali kayak sertifikat tanah saja. Pertama dia laku 3.000 dolar, tapi lalu kabur karena pembelinya berusia 70 tahun. Tak diceritakan bagaimana reaksi si kakek kehilangan daun muda, tapi yang jelas cewek yang sama terjual pula sekitar 1.230 dolar AS. Yang juga memilukan adalah seorang cewek Albania yang menolak dijual 245 dolar AS, menurut catatan pengadilan, telah digagahi tiga lelaki dari Albania dan Macedonia. Para penceroboh itu kini meringkuk dalam sel, sedangkan korbannya dipulangkan ke Albania. Lain lagi dengan Ramadan Sadiku, 44 tahun. Pria cacat ini bangga setengah mati karena sukses menggandeng apa yang diidamkannya dapat menjadi harta awet, yakni istri berusia 20 tahun. ''Saya beroleh istri dari dekat Pogradec, tanpa membayar sepeser pun, padahal di sana orang harus merogoh kantong untuk mendapat istri,'' tuturnya. Ramadan Sadiku adalah keturunan Albania, dan kini bermukim di Kampung Poroj, kawasan Macedonia. Bursa istri di pasar gelap menjamur di Macedonia sejak wilayah ini pecah dari Yugoslavia tahun silam. Polisi di kota perbatasan Debar bilang, mereka mencatat 92 kasus ini dengan korban cewek ada pula yang di bawah umur. Melalui comblang harga cewek-cewek itu 5.000 mark atau sekitar 3.000 dolar AS. Jika dihitung dalam rupiah lebih kurang enam juta. Jangan berdecak dulu, wahai Pembaca. Sebab yang sampai ke tangan cewek itu, menurut taksiran, paling banter sepertiganya saja. Etnis Albania di Tetovo menjadi malu hati jika membicarakan isu kurang seronok ini. Namun enak tak enak toh seorang di antaranya buka mulut juga. ''Cewek impor lebih murah daripada cewek lokal,'' bisiknya. Macedonia, tanah ibunya Iskandar Agung. Maharajadiraja yang pernah menjulang di pentas sejarah dunia ini hidup antara tahun 355 sampai 281 sebelum Nabi Isa 'alaihissalam. Lama tak terdengar kabar beritanya. Sekali mencogok lagi nama Macedonia, kabar yang terdengar sungguh tak sedap, seperti cerita di atas tadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini