KE bioskop mau menonton atau meraba-raba cewek? Pilihan itu kini disediakan komplet di Negeri Cina, seperti diberitakan koran Yunnan Legal News dan dikutip Reuter awal Maret barusan. Cewek-cewek jelita itu menunggu di luar gedung bioskop Istana Kebudayaan Pekerja Kunming. Para penonton yang berminat tampaknya bebas menghampiri mereka, dan jika mau menggandengnya, silakan traktir dengan selembar tiket. Sesampai di dalam, duduk berdampingan dalam suasana serba remang. Apa yang bisa diperbuat selain mengandalkan kerajinan tangan? Eh, kena dadanya, misalnya. Tak soal. Tarifnya hanya 10 yuan (1,75 dolar AS) atau Rp 3.500 saja. Namun tarif itu bisa menggelinding terus. Cuma bukan mirip argometer taksi. Tapi bisa melonjak hebat, sekalipun si pria cukup sigap menyetel rem tangannya. Sedikitnya dia kena 50 yuan juga, sampai film usai. Jumlah ini setara dengan gaji seminggu rata-rata pekerja. Di dalam bioskop tentu bukan hanya mereka berdua saja yang sibuk saling meresek itu. Namun belum diperoleh laporan, mereka masuk bioskop itu buat menonton film ataukah sama sekali tak sempat lagi menonton siapa-siapa. Maklum, sudah sibuk sendiri- sendiri. Di Cina ada undang-undang yang melarang pelacuran. Mereka yang tertangkap diganjar hukuman penjara. Mungkin pasal-pasalnya belum sempat meliput urusan sekadar resek-resek atau menerampilkan permainan tangan doang, sehingga ketika berpapasan dengan kasus cewek-bioskop itu tampaknya mata hukum menjadi linglung. Menurut surat kabar tadi, bahkan penyuluhan maupun hukuman dari polisi tidaklah efektif. ''Lagi pula polisi kan tidak bisa terus-menerus siaga di bioskop,'' ulas koran itu. Ed Zoelverdi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini