Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Taufik Hidayat Sebut Kemenpora Terapkan Skala Super Prioritas untuk Biaya Pelatnas 2025 Imbas Efisiensi Anggaran

Wakil Menpora Taufik Hidayat mengatakan telah menyelesaikan tinjauan terhadap cabor bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan dan atletik.

20 Februari 2025 | 22.21 WIB

Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat dalam konferensi pers kompetisi Indonesia Futsal 4 Nations World Series 2025 di Jakarta, 15 Januari 2025. ANTARA/Aprillio Akbar
Perbesar
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat dalam konferensi pers kompetisi Indonesia Futsal 4 Nations World Series 2025 di Jakarta, 15 Januari 2025. ANTARA/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat mengatakan kementeriannya masih meninjau proposal pemusatan latihan nasional cabang olahraga untuk tahun 2025. Ia menyebutkan baru ada lima cabang yang selesai seperti bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan dan atletik. "Tentu kami ingin proses ini segera selesai," kata Taufik di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dia mengatakan bahwa Kemenpora saat ini menerapkan skala super prioritas dalam menentukan cabang olahraga yang mendapat dukungan penuh di tengah kebijakan efisiensi yang diterapkan pemerintah. Fokus utama diberikan pada cabang olahraga yang memiliki potensi besar meraih medali di Olimpiade. "Tahun ini ada SEA Games dan beberapa ajang lainnya, sehingga kami sedang memilah mana yang lebih diprioritaskan," kata Taufik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Meskipun begitu, Kemenpora berupaya memastikan seluruh cabang olahraga tetap terakomodasi dengan baik. "Semoga kita bisa berjalan terus dan kami juga tetap berusaha agar kembali normal. Karena olahraga itu tidak bisa ditunda. Tapi saya harap bersabar, itu pertama. Yang kedua, ya ketua cabang olahraganya juga punya tanggung jawab sama atletnya," ucap peraih medali emas Olimpiade Athena pada 2004 itu.

Kemenpora telah memangkas anggaran mencapai Rp 1,29 triliun untuk penyelenggaraan program kerja pada tahun 2025 sebagai imbas dari kebijakan efisiensi anggaran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pagu definitif untuk anggaran tahun 2025 yang sebelumnya senilai Rp 2,330 triliun berkurang pasca rekonstruksi menjadi Rp 1,034 triliun.

Anggaran pasca rekonstruksi dialokasikan untuk kebutuhan berbagai deputi yaitu Deputi Bidang Pelayanan Umum sebesar Rp 23,7 miliar, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Rp 80 miliar. Selain itu, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Rp473,5 miliar, Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Rp20 miliar, Kesekretariatan Rp422 miliar, dan Lembaga Pengelola Dana Usaha Keolahragaan Rp15 miliar.

NPC Indonesia Kemenpora Berharap Dukungan Maksimal

Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Rima Ferdianto optimistis Kemenpora tetap memberikan dukungan maksimal bagi prestasi olahraga, termasuk bagi atlet disabilitas. Menurut Rima, selama ini Kemenpora telah menunjukkan perhatian besar dalam mendukung perkembangan olahraga nasional, khususnya bagi atlet penyandang disabilitas. "Selama ini kami selalu mendapat dukungan penuh dalam menjalankan pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan menghadapi berbagai ajang internasional," ujar Rima.

Terkait efisiensi anggaran, Rima mengungkapkan hingga saat ini belum ada pemberitahuan resmi mengenai pemangkasan dana. NPC Indonesia pun telah mengajukan proposal anggaran pelatnas 2025 yang saat ini masih dalam proses review oleh Kemenpora.

“Kami memahami efisiensi anggaran tidak hanya diterapkan di Kemenpora, tetapi juga di berbagai kementerian dan lembaga lainnya. Oleh karena itu, kami tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga harus mencari solusi lain agar pelatnas tetap berjalan,” ujar Rima.

Untuk mengantisipasi keterbatasan anggaran, NPC Indonesia juga mulai memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta.Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggandeng perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk menambah sumber pendanaan bagi kegiatan pembinaan atlet.

Jika nantinya terjadi pembatasan anggaran, NPC Indonesia siap menyesuaikan dengan skala prioritas. "Atlet-atlet kami sudah terbiasa menghadapi kondisi seperti ini. Mereka tetap berlatih tanpa menunggu kepastian anggaran, karena mereka sadar bahwa performa mereka akan menurun jika berhenti berlatih," kata Rima.

ANTARA | BAGUS PRIBADI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus