ADA sebuah tim khusus yang namanya aneh: Tim khusus "tenaga
dalam." Ini dibentuk dalam pertandingan kejuaraan nasional
pencaksilat akhir bulan lalu di Jakarta. Tim itu terdiri dari
para "pendekar berisi." Tugasnya: untuk mencegah agar tak
terjadi penggunaan "tenaga dalam" -- yang berbahaya itu -- dalam
pertandingan. Sebab tahun lalu ada kejadian yang dianggap
ganjil.
Dalam pertandingan Kejuaraan Nasional Pencaksilat Junior tahun
1978 di Jakarta misalnya, Made Siswadiarta gagal meraih medali
emas. Padahal sebelumnya pesilat dari Bali ini diramalkan akan
jadi juara karena ketrampilannya jauh lebih baik dari permainan
lawan. "Waktu bertanding saya merasa tak sampai hati menyerang
lawan" kata Made "kalaupun saya menyerang, tak ada yang kena."
Dan ia dinyatakan kalah. Tapi cepat timbul dugaan, lawan Made
telah dibantu oleh pendekar dengan kekuatan tenaga dalam
sehingga mematahkan setiap serangan. "Itu sulit dibuktikan,"
tutur Sekjen Ikatan Pencaksilat Seluruh Indonesia (IPSI)
Harsoyo. Tapi diakuinya hal itu dapat saja terjadi dan
"dilakukan sekelompok pendekar yang turut mendampingi
perguruannya dalam kejuaraan itu.
Sering Berkaitan
Meskipun mencampurkan tenaga dalam pada pertandingan pencaksilat
serupa itu tak dibenarkan, namun para pendekar umumnya mengakui
kedua bidang itu sering berkaitan. Perguruan silat di
pesantren-pesantren, terutama di daerah Banten, malahan
sekaligus mengajarkan tenaga dalam kepada para muridnya yang
dianggap mampu. Sementara tak sedikit guru silat berpendapat
bahwa gerakan-gerakan lahiriah dalam pencaksilat merupakan
latihan fisik untuk memancing agar tenaga dalam itu tumbuh dalam
diri seseorang.
"Tenaga dalam di dunia persilatan sudah lumrah, cuma berbeda
dalam cara mendapatkan dan memanfaatkannya," ungkap Harun Rusli
Alam Sungkawa, 36 tahun, pimpinan pencaksilat Ulin Bantahan di
Bandung. Cara mendapatkannya pertama-tama dengan latihan fisik.
"Semakin intensif latihan, semakin berkembang kekuatan tenaga
dalam," tambah Ahmad Husen, 41 tahun, pembimbing Ulin Bantahan.
Umumnya para pendekar maupun para "suhu" (guru) berpendapat,
tenaga dalam itu tak perlu didapat dengan bertapa seperti
dilakukan nenek moyang kita dulu. "Setiap orang memiliki potensi
tenaga dalam," kata Ahmad Husen. Ini didukung oleh seorang suhu
persilatan lain, yang dasarnya adalah kuntauw. "Tenaga yang
terpendam di dalam tubuh manusia setelah dilatih sekian lama
akan membangkitkan tenaga yang luar biasa besar," tutur Handaka
Tania, 33 tahun, guru kun-tauw dari Persatuan Silat Alam Semesta
di Jakarta.
Jadi, kata Handaka lagi, tergantung berapa lama seorang latihan.
Ia mengambil contoh seorang ibu yang panik melihat anaknya
tergencet mobil. Tanpa fikir si ibu tiba-tiba mampu mengangkat
bemper mobil itu dan menarik anaknya. "Itu tenaga dalam," kata
Handaka. Tapi karena si ibu tak pernah latihan melalui
jurus-jurus yang ditentukan, setelah itu ia merasa tubuhnya amat
lesu. "Tidak demikian bagi mereka yang terlatih," tuturnya pula.
Di dunia kung-fu tenaga dalam dikenal dengan istilah nei-kung
atau Iweekang, sebagai kebalikan gwa-kang. Nei-kung, muncul
melalui latihan pernafasan sehingga shen (fikiran) akan
mendorong chi (hawa) di dalam tubuh manusia. Hawa ini terletak
di daerah perut besar yang kelak akan berubah menjadi ching
(tenaga penggerak). Melalui latihan, ching akan menjadi chen chi
yang menjadi tenaga murni dan berkekuatan hebat. Latihan
pernafasan ini pada taraf awal harus diawasi oleh seorang suhu.
Sebab salah-salah, saraf dapat terganggu.
Puasa Siang Malam
Kekuatan tenaga dalam yang umumnya dimiliki puluhan aliran
persilatan di berbagai wilayah Jawa Barat berdasar pada
kepercayaan kepada Tuhan Allah. Ini berarti untuk
memanfaatkannya jiwa dan perbuatan seorang harus bersih. Di
Banten perguruan silat terkenal umumnya lahir di
pesantren-pesantren dan dipelopori oleh kiayi pemilik pesantren
itu. Sebagai ujiannya harus menjalani puasa siang-malam selama
puluhan hari -- umumnya 40 hari. Dari sekian banyak aliran
persilatan di Jawa Barat, beberapa di antaranya memberikan
tenaga dalam kepada si murid melalui pengisian oleh sang guru --
setelah melalui latihan fisik dan persyaratan lainnya. Dan tak
ketinggalan pula beberapa baris bacaan yang bersumber dari
al-qur'an.
Kebersihan jiwa juga merupakan syarat untuk mempelajari tenaga
dalam seperti yang dimiliki dan diajarkan Dan Suwaryono, seorang
kritikus senirupa di Jakarta. Mempelajari ilmu tenaga dalam dari
seorang guru di Jawa Barat, Dan Suwaryono sampai sekarang telah
memiliki ratusan orang murid di Yogyakarta dan Jakarta. "Setiap
murid saya harus beragama Islam," katanya. Sebab setelah melalui
latihan fisik yang terdiri dari pernafasan, gerakan-gerakan
silat, si murid diisi dan diberi bacaan secara agama Islam. Di
samping mengembangkan latihan-latihan pernafasan dan fisik
masing-masing setiap murid diharuskan bersembahyang.
Kande Empat
Di Bali pencaksilat tak lepas dari tenaga dalam. Dalam agama
Hindu, belajar tenaga dalam itu pada dasarnya mengenal saudara
kandung yang ada pada diri sendiri. Ini biasa disebut kande
empat. Lewat hubungan dengan saudara kandung itulah seseorang
memperoleh kekuatan yang disimpulkan dalam bentuk aksara,
lengkap dengan keampuhan masing-masing. Misalnya Brahma dalam
agama Hindu ditulis sebagai aksara bang, artinya pukulan berat.
Brahma sendiri berarti api. Dalam diri seseorang, Brahma itu
terletak di hati. Karena itu jika seorang terkena pukulan
Brahma, rasa sakit akan sampai ke hatinya.
Pada tingkatan tertentu, seorang yang telah berhasil
memanfaatkan tenaga dalam, dapat juga mengobati. Seorang suhu
mengungkapkan, tenaga dalam dapat disalurkan ke dalam tubuh
seorang yang sakit untuk membunuh sumber penyakit. Atau
menyalurkan tenaga dalam itu melalui minuman atau makanan untuk
diberikan kepada si sakit.
Tapi pada umumnya, seperti juga halnya pencaksilat atau ilmu
bela diri lainnya, tenaga dalam digunakan untuk menghindari
ancaman, bahkan secara mendadak. Memanfaatkan tenaga dalam
seperti yang diajarkan Dan Suwaryono misalnya, dapat
menghindarkan diri dari pukulan, bacokan maupun tembakan dari
orang (atau beberapa orang) yang berniat jahat. Jika serangan
itu sempat diketahui, si penyerang dapat dipatahkan melalui
gerakan (jurus pukulan), sekaligus menjatuhkannya atau
melepaskan alat serangannya (pisau dll) tanpa saling bersentuhan
tubuh. Tapi tenaga dalam sebagai lanjutan pencaksilat berbeda
dengan tenaga dalam misalnya yang diajarkan Dan Suwaryono. Yang
terakhir ini umumnya tak dapat menyerang dan tak dapat
memecahkan tumpukan bata misalnya.
Pembelaan diri dengan tenaga dalam menurut ajaran Dan Suwaryono
akan lebih mudah bila si penyerang dalam keadaan marah. Malahan
pernah dialaminya tenaga dalam yang dimilikinya tiba-tiba
tersalur begitu saja kepada orang yang marah kepadanya.
Akibatnya mulut orang yang marah itu mengeluarkan busa. "Dan
bisa mengeluarkan darah," kata Dan. Tapi ia juga menyebutkan,
bahwa ia dapat mencabut tenaga dalam yang telah dipukulkan
kepada si penyerang. Ia juga mengaku pernah melatih Almarhum
Bung Karno. Seorang guru silat tenaga dalam yang lain, Tino
Sidin (pembimbing anak-anak nnelukis itu) juga mengaku pernah
mengajar Bung Karno.
Hampir sama dengan itu adalah tenaga dalam juga yang telah
berhasil melumpuhkan kepintaran silat Made Siswadiarta dari Bali
tadi. Diauga seorang pendekar telah menyalurkan tenaga dalamnya
dari jauh untuk menghalangi setiap serangan Made.
Membela diri atau menyerang dari jarak jauh begini juga
merupakan keampuhan Ulin Bantahan dan Perkumpulan Silat MUSTIKA
(yang terakhir ini juga di Bandung). "Tenaga dalam dapat memukul
roboh orang dari jarak jauh, cukup dengan gerakan kepala saja,"
kata K.M. Tamim, pemimpin MUSTIKA yang mengaku satu perguruan
silat dengan Almarhum Bung Karno.
Golok Ciomas
Dalam kung-fu, dengan tenaga dalam lawan dapat dilumpuhkan hanya
dengan menyentuh tubuhnya. Pada saat sentuhan terjadi, pukulan
tenaga dalam mengalir ke dalam tubuh lawan. Ia dapat mengalami
luka parah di bagian dalam tubuhnya.
Di Banten dari sekian banyak aliran pencaksilat, tak seluruhnya
bercampur dengan tenaga dalam. Brajamusti dan Pedang Allah,
adalah dua di antara aliran yang bertenaga dalam. Begitu pula
aliran Strum di Lemah Duhur (Cimande, Bogor). Tapi baik yang
bertenaga dalam maupun tidak, para jawara (pendekar) Banten
umumnya dikenal juga dengan keampuhan dan kepintaran memainkan
golok Ciomas. Senjata yang panjangnya rata-rata hanya 40 cm ini
mampu membunuh lawan hanya dengan goresan kecil saja.
Kekuatan tenaga dalam dari aliran manapun dapat hilang dengan
sendirinya (paling sedikit berkurang) apabila melanggar
pantangan-pantangan. Aliran yang bersumber dari agama Islam
umumnya menyebut beberapa pantangan pokok, seperti berzina,
minuman keras dan judi. Sebab dipercayai bahwa kekuatan itu
datangnya dari Tuhan dan akan hilang dengan sendirinya bila
larangan-Nya dilanggar. Tapi dalam kungfu, pengumbaran nafsu
seks dipandang akan banyak mempengaruhi tenaga dalam seseorang.
Sebab air mani merupakan sumber kekuatan utama tubuh manusia.
Sehingga apabila air ini terlalu banyak dikeluarkan akan
berakibat ching (tenaga penggerak) berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini