Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Laporan cia ada benarnya

Uni soviet, salah satu negara produsen minyak terbesar diramalkan akan mengimpor minyak, produksinya menurun. dalam menghadapi krisis engergi, negara-negara blok timur, mencari jalan keluarnya masing-masing. (en)

21 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAHUN 1977, dinas intelijen AS -- CIA --mengumumkan laporannya tentang situasi energi di Uni Soviet. Diramalkannya bahwa Uni Soviet akan mengimpor minyak pada tahun 1980-an. Apa ya? Karena negeri itu dikenal sebagai produsen minyak terbesar di dunia, tadinya terdapat kontroversi dari laporan CIA itu. Kini ternyata itu ada benarnya. Hampir bersamaan waktunya para pemimpin negara industri kapitalis bertemu di Tokyo akhir Juni untuk mengupas masalah energi, para pemimpin 10 negara komunis menyinggung hal sama di Moskow. Sidang Comecon, suatu dewan untuk saling membantu bidang ekonomi dalam blok Timur, diberitahu bahwa produksi minyak Uni Soviet dalam dua tahun terakhir ini tidak mencapai target. Ada kenaikan produksinya, tapi tingkat kenaikannya makin kecil. Tahun 1978, misalnya, Uni Soviet mengumumkan produksinya mencapai 11,43 juta barrel/hari, atau sekitar 510.000 barrel/hari di atas tahun 1977. Kenaikannya tahun ini ditaksir hanya 430.000 barrel/hari. Apakah produksinya mendekati puncak, dan akan segera menurun? Para ahli dari luar blok Soviet tidak kurang tertarik untuk mencari jawabannya. Dalam konperensi energi di Bali 2-4 Juli lalu, misalnya, Walter McDonald dari Amerika mengemukakan banyak petunjuk dalam penerbitan Soviet tentang ladang minyak Samatlor di Siberia Barat akan mencapai puncak produksinya dalam tahun 1980 yang kemudian diduga menurun. Samatlor yang menyumbang 25% dari seluruh produksi Uni Soviet sedang sulit mencapai target. Usaha menemukan ladang lainnya di Siberia Barat belum berhasil, demikian McDonald. Uni Soviet, di samping mengekspor minyak terutama ke sesama negara anggota Comecon, juga pernah mengimpor dari Iran di zaman Shah. Impornya terhenti di zaman Khomeini sekarang. Dengan proyeksi produksinya sekarang, ekspornya diduga akan menurun. Tapi PM Alexei Kosygin berjanji pada para delegasi Comecon bahwa Uni Soviet akan tetap mensuplai negeri mereka dengan minyak. Ada ramalan bahwa sumbangan Soviet ke Eropa Timur akan turun ke 60% pada tahun depan, dibanding 80% sekarang ini. Sementara itu Bulgaria sudah mulai mencatu bahan bakar minyak (BBM) untuk perusahaan negara. Hungaria pun sudah membuat rencana supaya menghemat BBM bagi industrinya. Polandia sudah menghimbau supaya mengurangi pemakaian BBM. Cekoslovakia malah mulai memikirkan kemungkinan sampah dijadikan BBM guna mengatasi kekurangan suplainya. Harga BBM untuk industri di Jerman Timur sudah dinaikkan 30%. Rumania yang memproduksi minyak berusaha mencari suplai baru dari negeri lain. Mungkinkah sebagian suplai OPEC mengalir ke Comecon? Negara-negara Comecon tampaknya terpaksa membeli dari OPEC. Soalnya ialah harga OPEC jauh lebih tinggi daripada harga Soviet. Dan ini menerbitkan bayang-bayang menakutkan untuk tahun 1980 bila negara-negara Barat akan bentrok dengan blok Komunis dalam suatu perang rebutan minyak di Timur Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus