INILAH saatnya melupakan "Samba" Brasil, Juara "Copa de A- merica" 1989. Sekaranglah saatnya menghapus ingatan pada "The Flying Dutchmen" Belanda, kampiun Eropa 1988. Dan kini lihatlah kebangkitan "Singa Afrika" Kamerun. Setelah menaklukkan Argentina dengan satu gol di pertandingan awal grup B, lalu menyikat Rumania dengan 2-1 dan sempat "mengalah" O-4 dari Soviet, Kamerun kembali menggasak Kolombia 2-1. Dan lolos ke delapan besar dunia. Analisa para pengamat pun jungkir balik. Karena sepak bola memang bukan matematika. Argentina, walau cuma sebagai juara III grup B di bawah Kamerun dan Rumania berhasil lolos ke delapan besar dengan mengalahkan Brasil, juara grup C, dengan 1-0. Yang tak kalah seru pertandingan Irlandia melawan Rumania. Tetap imbang sampai perpanjangan waktu, Irlandia akhirnya lolos lewat adu penalti dengan skor 5-4. PM Irlandia Charles Haughey, yang menonton lewat siaran televisi di Dublin, langsung berkomentar, "Saya sudah menduga Irlandia memenangkan pertandingan." Sementara itu, Italia juga lolos setelah mengalahkan Urugay 2-0, yang segera disambut pesta di jalan-jalan di Kota Roma. Jalanan macet dan ingar-bingar oleh bunyi klakson, sampai Selasa dini hari waktu setempat. Sebelumnya, dua tim di Eropa sudah lolos lebih dulu, yakni Ceko-Slovakia, setelah mengalahkan Kosta Rika 4-1, dan Jerman Barat setelah mengalahkan Belanda 2-1. Ceko-Slovakia berha- dapan dengan Jerman Barat di Milan, sementara Irlandia berhadapan dengan Italia di Roma, semuanya Ahad depan. Kekalahan BI asil sama sekali tidak diduga oleh pengamat sepak bola yang menyaksikan langsung di Stadion Delle Alvi, Torino. Dalam putaran final Piala Dunia, Brasil tiga kali bertemu dengan Argentina, dua di antaranya dimenangkan oleh Brasil dan satu seri. Kali ini pun Brasil lebih dijagokan. Bahkan pelatih Argentina, Carlos Billardo, agak pesimistis begitu mengetahui calon lawan di babak kedua. "Siapa yang menciptakan gol lebih dulu, dialah yang memenangkan pertandingan," ujar Bilardo sebelum memasuki lapangan pertandingan. Dan itu dibuktikan oleh Maradona dkk. meskipun selama 9O menit gawang Argentina yang dijaga Goycoechea digempur habis-habisan oleh Careca dkk. Kemenangan atas Brasil disambut meriah. Presiden Argentina Carlos Menem menyempatkan diri mengirim ucapan selamat kepada tim Argentina melalui siaran Radio Rivadavia. Di babak pelempat final Argentina bakal ketemu dengan pemenang Spanyol melawan Yugoslavia, yang akan bertanding Selasa malam pekan ini. Pelatih Brasil sebaliknya sangat terpukul. "Sangat sulit bagi saya untuk menjelaskannya," ujar Sebatiao Lazaroni seusai pertandingan. Anak asuhannya enam kali mendapat peluang untuk menciptakan gol, tapi semuanya percuma. Tiga di antaranya tembakan Careca, Muller, dan Alemao, kena tiang gawang. Lazaroni sendiri memuji kedisiplinan pemain belakang Argentina dalam menjaga daerah mereka. Akan halnya Belanda, tersingkirnya sudah dapat dibaca setelah media massa ramai menulis hubungan tak harmonis antara pelatih dan pemain. Pelatih Leo Beenhaker sudah lama tak akur dengan Van Basten maupun Gullit. Susunan pemain tidak pernah tetap. Tak banyak yang bisa dikatakan oleh Leo Beenhaker. "Para pemain sudah berusaha, tetapi serangan balik mereka di babak kedualah yang menentukan akhir pertandingan. Sekarang saya akan kembali ke Belanda untuk melatih Ayax," ujar Beenhaker. Ia baru diangkat sebulan sebelum ke Italia, menggantikan Thys Libregts yang dipecat oleh KNVB (PSSI-nya Belanda). Selama Piala Dunia, Jerman Barat dan Belanda sudah bertemu empat kali, tiga di antaranya dengan hasil seri dan satu dimenangkan Jerman Barat. Yang menarik pada pertemuan kali ini, kedua tim bermain 10 orang sejak babak pertama, karena Rudi Voeller (Jer-Bar) dan Frank Rijkard (Belanda), yang sebelumnya sudah mendapat kartu kuning, terlibat perang mulut. Wasit Juan C. Loustau dari Argentina langsung memberi kartu merah untuk keduanya. Di perempat final Jerman Barat sudah ditunggu oleh Ceko-Slovakia. Dalam dua pertemuan sejak 1985 lalu Jerman Barat sekali menang dan sekali draw. Melihat prestasi selama putaran final ini, peluang untuk maju ke semifinal fifty-fifty. Apalagi ujung tombak Jerman Barat, Rudi Voeller, tidak bisa turun karena terkena kartu merah tadi. Siapa yang akan menghadapi Singa Afrika Kamerun? Ini menunggu hasil pertandingan antara Inggris dan Belgia, yang baru diketahui Rabu pagi pekan ini. Belgia mempunyai peluang lebih besar mengalahkan Inggris, dan nantinya bertemu Kamerun di perempat final. "Diperlukan keberuntungan untuk bisa maju ke babak selanjutnya," ujar Enzo Scifo, gelandang penyerang tim Belgia. Tuan rumah Italia, yang kini diunggulkan bakal bertemu Jerman Barat di final, akan ditantang oleh Irlandia. Mengingat pertandingan tetap dilangsungkan di depan publik sendiri di Kota Roma, Italia bakal tidak mengalami kesulitan untuk maju ke semifinal. Jika skenario itu mulus, di sini diperkirakan akan menunggu Argentina. Nah, dalam empat kali pertemuannya sejak 1974, Italia dua kali menang sedangkan dua lainnya berakhir seri. Gugurnya tim-tim favorit ternyata membawa dampak lain di luar stadion. Para pemilik hotel dan, restoran di Italia menje- rit. Targetnya tak tercapai. Departemen pariwisata Italia memperkirakan, sekitar 100 ribu turis akan membanjiri Italia selama putaran pertama Piala Dunia. Ternyata itu meleset. Kebanyakan penggemar bola tidak menginap di hotel atau makan di restoran. "Kami berharap setiap hotel akan penuh selama bulan Juni. Justru turun sekitar 30 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu," ujar Mario Lippi, Ketua Asosiasi Turis Italia. Mereka masih mengharap di babak semifinal dan final, pengunjung masih akan datang ke Italia. Rudy Novrianto (Roma)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini