AYATULLAH Khomeini, pemimpin Libya Muammar Qadhafi, dan be- kas presiden Uganda Idi Amin menjadi penasihat para teroris. Bertemulah seorang inspektur polisi dari Los Angeles, AS, dengan mereka di Libanon. Polisi yang sangat spontan itu pun bentrok dengan mereka. Ditamparnyalah Khomeini. Serban Khomeini jatuh, dan tersem- bullah potongan rambut gaya punk. Seberani itukah polisi Amerika? Memang, tapi itu hanya terjadi dalam sebuah film berjudul Naked Gun. Pekan lalu atase perdagangan Iran di Ankara, Turki, resmi memprotes Pemerintah Turki, karena sejumlah bioskop di Istanbul dan Ankara memutar film tersebut. Adegan itu menghina Iran. Bila di Jakarta -- yang beberapa bioskopnya sampai pekan ini masih juga memutar film tersebut -- tak ada protes, harap maklum: adegan di awal film itu memang sudah terlebih dahulu digunting. Bila pihak Turki tak memperhatikan nota protes itu, besar kemungkinan hubungan kedua negara bakal tegang. Misalnya, kunjungan Menteri Luar Negeri Turki Ali Bozer ke Iran pekan ini bakal ditunda. Mungkin Iran akan menarik duta besarnya dari Ankara. Di negeri bebas seperti Amerika, memang tak ada larangan membuat film yang mengolok-olok para pemimpin meski film The Last Temptation, yang menggambarkan Yesus pingsan menjelang ajal di kayu salib lalu mimpi bercinta dengan Maria Magdalena, pun memancing protes di AS. Bila kini kemarahan orang Iran tak sempat meledak, mungkin karena Iran kini disibukkan bencana gempa yang menimpa dua provinsinya. Yang jelas, sutradara film itu, David Zucker, merasa senang dengan marahnya Iran. "Sedap bertemu musuh seperti Iran itu," katanya. "Saya buat film itu memang untuk membikin marah orang, dan rupanya saya telah melakukannya dengan baik." Zucker mungkin agak meleset karena orang Inggris, setidaknya keluarga Kerajaan Buckingham, tak ada yang marah. Padahal, di dalam film itu digambarkan Ratu Elizabeth yang berkunjung ke Los Angeles tak luput dari gangguan ulah inspektur polisi yang diperankan oleh Leslie Nielsen itu. Dalam upaya melindungi sang Ratu, inspektur polisi itu menubruk Ratu dan mereka berdua meluncur di meja jamuan makan. Tapi Ratu memang bukan Ayatullah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini