Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yan Juara Lagi

Yan imang kembali jadi juara proklamathon (tri lomba juang) untuk ketiga kalinya sejak 1948. lomba diikuti 341 orang termasuk 5 putri. peserta usia lanjut biasanya hanya menguji diri.

6 September 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YAN Imang masih belum terkalahkan. Ia kembali jadi juara untuk ketiga kalinya sejak proklamaton, lomba lari 45 km itu diperkenalkan, 1978. Waktu tempuhnya kali ini 2 jam 54 menit 40,50 detik -- hampir enam menit lebih lamban dibandingkan prestasinya pada tahun sebelumnya. Sebab "kurang latihan", ujar Yan. Memang akhir-akhir ini program latihannya lebih banyak diarahkan untuk jarak 5.000 m dan 10.000 m ketimbang buat nomor maraton. Tapi ada yang menduga merosotnya prestasi Yan juga karena tak ada saingan berat, dan ia baru saja memperkuat tim trilomba juang KORPRI. Lawan Yan yang setaraf adalah Ali Sofyan Siregar. Kebetulan ia mewakili Indonesia dalam lomba maraton di Manila. Frank Beckman, pelatih atletik Jerman Barat, yang menyaksikan Proklamaton III, memuji kemampuan Yan. "Kalau jalanan tak banyak asap knalpot, dan cuaca tak begitu panas, prestasinya sebetulnya bisa lebih baik lagi," kata Beckman. Hari Minggu itu, 31 Agustus, rute yang ditempuh 341 peserta, termasuk lima putri, juga diganggu oleh kemacetan lalulintas Jakarta. Di daerah Jembatan Dua, misalnya, sejumlah hansip sudah membuat pagar betis, namun lalulintas itu masih mengganggu pelari. Bahkan ada pemakai jalan yang seenaknya memacu motor atau mobil colt tanpa menghiraukan peserta proklamaton. Hotel di sepanjang Jalan Thamrin, seperti Mandarin, Kartika Plaza, President, Indonesia Sheraton, Asoka, dan Sari Pasifik memasang meja tempat minuman untuk melayani para pelari. Panitia perlombaan menyediakan pula minuman di setiap jarak 5 km. "Agar peserta tidak kehausan," kata Ir. Wardiman, promotor proklamaton. Dalam maraton seseorang harus banyak minum. Setelah berlari sejauh lima kilometer badan biasanya akan kehilangan 45 cc cairan tubuh. Kehilangan itu akan meningkat dalam hawa panas. "Sangat berbahaya bila seorang pelari tak suka minum," lanjut Wardiman. Tjoek Soegiarto, Kepala Dinas Olahraga DKI Jakarta, menilai bahwa kegemaran akan lari di kalangan masyarakat sudah makin tinggi. Sebelum diperkenankan mengikuti proklamaton, seseorang diuji menempuh jarak 28 km dengan batas waktu tiga jam. "Terbukti sekarang makin banyak orang yang lulus," katanya. Proklamaton terakhir ini tak lagi terbatas pada peserta di kawasan Jakarta dan daerah terdekat saja. Juga ada peserta dari Batang, Tegal, Yogja, dan Lampung. Bahkan muncul saingan baru bagi Yan. Yaitu Phiong Tjung Lie dari Yogja yang menempati urutan kedua. Ada juga peserta, terutama yang sudah berumur, yang tidak menguber gelar juara. "Umur menguji daya tahan dan disiplin terhadap diri sendiri," kata Sriyanto, 47 tahun dari BAKIN. Ia tak pernah absen dari lomba proklamaton, bahkan berhasil menjuarai kelompok umur 40-50 tahun. Peserta lain juga bertujuan menguji diri dan menang, adalah Robert Horman, 63 tahun, warganegara Australia. Di antara peserta yang memang bernafsu untuk merajai proklamaton terdapat Hasan Djamal, 29 tahun, dari Batang. Ia ikut untuk pertama kali dengan persiapan latihan dua minggu. Dalam latihan ia menempuh jarak 15 km per hari, namun hari Minggu itu setelah melewati pos 5 km pertama ia terkapar pingsan. Ada juga peserta yang mencoba naik bis kota dan bila sudah dekat pos turun. Panitia nampaknya tidak begitu peduli dengan tingkah curang tersebut. Kecuali jika ia muncul sebagai juara. Pelari nasional Starlet menjuarai kelompok peserta putri. Ia melewati garis finish setelah berlari selama 4 jam 18 menit. Tersedia tiket untuk mengikuti lomba maraton di Honolulu Oktober, seperti tahun sebelumnya buat kampiun putra dari panitia proklamaton. Tapi Bob Hassan, Ketua Umum PASI, berniat pula untuk mengirim sejumlah pelari maraton berbakat lainnya ke sana buat meramba pengalaman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus