Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Yang Terbaik Dimata Wartawan

Sutiyono, pembalap sepeda, dipilih oleh siwo/pwi sebagai olahragawan terbaik'77, diikuti pasangan tjuntjun/johan wahyudi, pemain bulu tangkis dan kristiono, perenang. sutiyono selalu meraih medali. (or)

7 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIAPAKAH yang pantas menyandang gelar Olahragawan, Pembina Olahraga, dan Penunjang Olahraga semuanya yang 'terbaik' untuk 1977? Di Sekretariat SlWO/PWI Jakarta, Sabtu 31 Desember siang, 35 pemilih berdebat seru dalam menilai kandidat yang pantas. Sebab kegiatan olahraga tahun lampau memang banyak melahirkan olahragawan maupun olahragawati dengan prestasi memukau - di samping pembina dan penunjang yang menopang keberhasilan mereka. Kandidat Dalam kelompok olahragawan-olahragawati, muncul 15 calon yang dianggap pantas oleh wartawan olahraga Jakarta: pasangan Tjuntjun/Johan Wahyudi (Bulutangkis), Kristiono (renang), Syamiul Anwar (Tinju), Donald Pandiangan (Panahan), Sutiyono (Balap Sepeda), Naniek Juliati Suwaji (Renang). Johny Riberu (Tinju), Gerald (Jerry) Item (Renang), Cecilia Sujak (iki Air), Wiem Gommies (Tinju), Herman Suriadireja (Catur), Ny. Lely Sampurno (Menembak), ir. Komot Heruwatno (Atletik), Usman Effendi (Atletik), dan Benny Maniani (Tinju). Tapi siapakah yangterbaik di antara 15? Setelah kertas pemilihan dikumpulkan, ternyata yang muncul adalah nama pembalap sepeda, Sutiyono. Ia berhasil mengantongi nilai 651 dari 30 pemilih. Melambungnya nama Sutiyono, 26 tahun, mungkin agak mengagetkan memang. Sebab nama itu sendiri kurang mendapat tempat dalam publikasi ketimbang nama Kristiono, pemegang 7 medali emas SEA Games IX, atau Syansul Anwar, juara tinju kelas welter ringan Asia, maupun pasangan juara dnnia bulutangkis Tjuntjun/Johan Wahyudi. Tapi sesungguhnya dialah profil olahragawan Indonesia 1977. Ia nyaris tak pernah absen dalam setiap pertandingan balap sepeda di tingkat nasional maupun Asia. Dan tak pernah pulang dengan tangan hampa. Untuk tahun 1977 ia telah mengantongi medali emas nomor Open Road Race Kejuaraan Balap Sepeda Asia, medali perunggu Tour de Picca keduanya diselenggarakan di Manila. Juga medali emas invitasiAsia, SEA Games, PON IX, Tour de ISSI, dan tempat utama pada Kejuaraan Piala Walikota Jakarta Utara. Sebaliknya Kristiono, 19 tahun. Partisipasinya untuk tahun 1977 baru tercatat dalam SEA Games IX, Nopember lalu, sekalipun prestasinya sempat melampaui 3 rekor Asian Games: 200 m 400 m, dan 1.500 m, gaya bebas. Adapun para atlit cabang-cabang olahraga lain yang memang agak sepi dari kegiatan tahunan. Perbedaan partisipasi dan prestasi sepanjang tahun itu tak kurang menempatkan Kristiono dalam posisi yang lebih rendah di mata pemilih. Pendukungnya terpaut 8 orang dengan Sutiyono. Ia hanya menduduki urutan ketiga dengan jumlah nilai 400. Urutan kedua ditempati pasangan Tjuntjun/Johan Wahyudisekalipun pemilihnya cuma 21 orang. Tapi mereka mengorbit berkat gelar juara dunia yang diraih. Angka untuk mereka 508. Di bawah 3 nama itu menyusul Herman Suriadireja, Grand Master Internasinal Result (342) dan Syamsul Anwar (330). Memuaskan Lepas pemilihan 5 Olahragawan Terbaik, pemilihan meningkat pada Pembina Terbaik. Untuk kelompok pembina muncul 4 ealon. Masing-masing Zulkaryono Arifia (Tinju), R.A.S. Kartadidjaja (Sepakbola), Joel Lambert Sepakbola) dan W.T. Item (lenang). Yang terpilin: Zulkaryono Arifin. Ia mengantongi 25 suara. Di kelompok Penunjang Olahraga persaingan terjadi antara Saleh Basarah (Tinju), Herlina (Sepakbola), Jonosewojo (Tenis), dan Ponco Sutowo (Balap Mobil). Yang mendapat gelar adalah Jonosewojo dengan 16 pemilih. Ia dinilai pendukungnya sebagai tokoh olahraga yang tak segan-segan membuka kocek sendiri untuk membiayai maupun memberi uang saku ekstra para atlitnya. Jonosewojo juga aktif dalam pembinaan Angkat Besi dan beberapa cabang olahraga lain. Munculnya nama-nama terpilih itu tampak melegakan. Baik di mata pengurus SIWO/PWI Pusat maupun PWI Jakarta. "Pemilihan yang memuaskan," komentar Sondang Meliala, Ketua SIWO PWI Pusat selepas acara. Juga bagi Sekretaris PWI Jakarta, Bram Tuapattinaya yang menyaksikan jalan pemilihan. Artinya pemilihan telah berjalan dengan bersih. Maklum, selama 3 kali acara seperti itu, masyarakat selalu dihebohkan oleh nama-nama terpilih yang mengejutkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus