Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Cerita Mudik Jakarta-Trenggalek Naik Corolla Cross Hybrid via Jalur Selatan

Salah satu Tim Mudik Tempo 2023 memilih Toyota Corolla Cross Hybrid untuk mudik Jakarta-Trenggalek, Jawa Timur, melalui Jalur Selatan Jawa.

11 Mei 2023 | 05.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mudik Lebaran, dari Jakarta ke Trenggalek Jawa Timur, sungguh jauh dan melelahkan. Apalagi, perjalanan mudik ini menggunakan mobil pribadi, Toyota Corolla Cross Hybrid, menempuh perjalanan hampir 800 kilometer via Jalur Selatan Jawa. Delapan belas jam waktu yang kami butuhkan untuk melintasi rute pulang kampung di Idul Fitri 2023 ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, segala penat itu seperti tak ada arti buat sebuah ziarah lawatan, temu bahagia dengan keluarga, saudara, dan teman-teman. Tahun ini, kami mudik jalan darat menyetir mobil, setelah lima belas tahun tak melakukannya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cerita padatnya lalu lintas, merayap di Tol Jakarta-Cikampek, macet di Nagrek dan Gentong, pun masih segar terngiang. Memang, Nagrek dan Gentong tidak seneraka dulu dalam urusan macet. “Nagrek memang masih macet, tapi tak segila dulu,” kataku dalam hati saat melintasi jalur ini.

Durasi macet Nagrek lebih pendek, setelah 15 menit berhenti, kendaraan bisa jalan lagi, meski dengan kecepatan rendah. Lima belas tahun lalu, bisa berjam-jam berhenti total, akibat macet lalu lintas di kawasan ini.

Baca juga: Pemesanan Toyota Corolla Cross Tembus 300 Unit, 70 Persen Hybrid

Sebelum tahun ini, kami terakhir mudik Lebaran menggunakan mobil pribadi via lintas selatan Pulau Jawa pada 2009 lalu. Saat itu, dari Jakarta, kami bermobil dengan tiga kolega Tempo asal Kediri dan Blitar.  

Persis dengan tahun ini, pada lima belas tahun lalu kami menempuh perjalanan dengan melintasi jalur jalan yang sama: Dari Jakarta masuk ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek, lalu belok ke jalan tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi  atau Purbaleunyi, lalu ke Tasikmalaya-Ciamis- Kota Banjar hingga masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah di bagian selatan, Yogyakarta, dan berakhir di Trenggalek.

Toyota Corolla Cross Hybrid. (Toyota Global)

Pada tahun-tahun berikutnya, saya mudik ke Trenggalek menggunakan kereta api turun di Stasiun Tulungagung, atau naik pesawat terbang turun di Juanda Surabaya. Tentu, mudik dengan menggunakan transportasi umum ini, memiliki lanskap perjuangan dan masalah yang berbeda jika dibandingkan dengan jalan darat pakai mobil pribadi.

Lebaran tahun ini, saya mudik bersama dengan Heru Purnomo, pensiunan Pegawai Negeri Sipil, yang memiliki segudang kecakapan melintasi jalan darat di Jawa. Ia juga berpengalaman melintasi jalur selatan Pulau Jawa dari Trenggalek ke Bandung-Jakarta, atau sebaliknya, pada dekade 1990-an hingga 2000-an. 

Kami menyetir mobil Toyota Corolla Cross Hybrid keluaran 2022 secara bergantian. Namun, Heru Purnomo lebih banyak mengendalikan setir sepanjang perjalanan. Bagaimana pun, dia lebih matang dan kaya pengalaman dalam menjejak rem dan gas mobil.

Buat Heru Purnomo, ada semacam kenangan lama yang tumbuh kembali ketika melintas jalur selatan Pulau Jawa. Terutama saat dia menelusuri titik-titik macet di Nagrek, Gentong, Sumpiuh Banyumas, hingga Gombong Kebumen.  

Meski begitu, ada hal yang sungguh membedakan dengan kondisi jalan pada masa itu. “Saat ini, hampir semua jalan nasional di jalur selatan Jawa mulus dan bagus. Dulu, banyak jalan yang rusak, dan belum selebar saat ini,” kata Heru.

Selanjutnya konsumsi BBM Corolla Cross Hybrid...

Toyota Corolla Cross Hybrid irit BBM

Jalur lintas selatan Pulau Jawa dari arah Jakarta, memiliki kondisi jalan dengan lanskap yang lengkap. Ini dimulai dari jalan mulus Tol Dalam Kota Jakarta dari Slipi ke Cawang, masuk ke jalan serupa Jakarta-Cikampek. 

Selanjutnya, masuk ke jalan  Tol Purbaleunyi yang sama mulusnya, tapi lalu lintas kendaraan lebih sepi dibandingkan dengan Jakarta-Cikampek hingga Cikampek-Palimanan sampai di wilayah Jawa Tengah. 

Melintasi jalan tol yang mulus ini, Toyota Corolla Cross sangat bandel saat melawan empasan angin, baik yang berasal dari faktor cuaca, maupun akibat terpengaruh guncangan dari bus atau mobil lain dari arah samping. “Kena angin, dia anteng saja, enggak terasa terguncang,” kata Heru Purnomo.

Meter cluster pada Toyota Corolla Cross Hybrid. TEMPO/Sunu Dyantoro

Keluar dari Tol Purbaleunyi, kami menuju kawasan dengan kondisi jalan naik turun dan berkelak-kelok di Nagreg, Kabupaten Bandung hingga ke Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Kota Banjar. Pada ruas jalan ini, tantangannya adalah pada saat lalu lintas macet, atau merambat, baik saat posisi kendaraan naik ke ketinggian, maupun saat turun.

Menurut Heru Purnomo yang punya pengalaman menyetir dengan kondisi jalan naik-turun, Toyota Corolla Cross Hybrid ini, melintasinya dengan nyaman. Buat dia, perpindahan dari rem dan gas di kakinya, sangat enteng. 

Mesin mobil tidak merasa berat atau ngeden ketika gas harus segera diinjak, setelah mobil terhenti sejenak akibat lalu lintas merambat. “Mindah-mindahnya enak saja, di kaki enteng, mesin enggak ngeden,” kata dia.

Struktur penggerak ICE dan hybrid pada Toyota Corolla Cross Hybrid. (Toyota Global)

Mobil ini juga sangat irit dalam penggunaan bahan bakar minyak. Dari Jakarta dengan BBM penuh jenis Pertamax, namun baru mengisi  kembali ketika perjalanan sudah sampai di Yogyakarta, yang berjarak hampir 555 kilometer dari Jakarta via jalur selatan. 

Itu pun BBM belum benar-benar mepet, dan kami mengisi senilai Rp 400-an ribu.  Selanjutnya, baru mengisi BBM lagi dua hari setelah tiba di Trenggalek.

Balik ke Jakarta, dengan mengambil lintasan Trenggalek-Yogyakarta- Magelang-Ungaran lalu masuk tol arah Jakarta, mobil baru mengisi BBM lagi di Magelang. Saat itu, BBM yang tersisa bisa digunakan sekitar 80 kilometer. Kami mengisinya senilai Rp 400-an ribu juga. BBM ini bisa menggerakkan mesin hingga Jakarta. 

Kami baru mengisi BBM lagi dua hari setelah tiba di Jakarta dengan kisaran rupiah yang sama. Dalam dua hari setelah tiba di Jakarta itu, kami berkeliling ke sejumlah lokasi di ibu kota. “Dari pengalaman saya mengendarai aneka jenis mobil, baru Toyota Corolla Cross ini yang paling irit,” kata Heru Purnomo.

Selanjutnya, sahur, istirahat dan indahnya Pansela...

Sahur, istirahat dan indahnya Pansela

Kemacetan arus mudik memang masih terjadi pada Lebaran 2023 ini. Meski begitu, lalu lintas masih bisa bergerak merambat, tidak sampai berhenti total seperti tahun-tahun sebelumnya.  Kami,sebagai  anggota tim Laporan Mudik Tempo yang menuju ke Yogyakarta dan lanjut ke Trenggalek, sempat beristirahat di KM 72 A Tol Purbaleunyi, Rabu, 19 April 2023.

Rest Area ini menyediakan aneka makanan mulai dari makanan khas Sunda, makanan ala Jawa Timur, hingga masakan Gudeg Yogya. Selain itu, ada warung atau restoran modern waralaba Amerika seperti AW dan KFC.  

Sebagian pemudik memanfaatkan Rest Area itu untuk pergi ke toilet, dan salat subuh. Karena sebagian besar meraka musafir, sebagian pemudik tidak menjalankan puasa, memanfaatkan keringanan syarat shaum.

Perwira Pengendali Rest Area KM 72 A Tol Purbaleunyi, Ajun Komisaris Polisi Rukayat menyatakan situasi mudik yang melewati tol Purbaleunyi dari arah Jakarta relatif lancar. Menurut dia, lalu lintas tol di tempat dia bekerja tidak terjadi kemacetan yang berarti. “Alhamdulillah berjalan lancar,” kata dia.

Rukayat menyatakan, memang pada Selasa malam, 18 April 2023, pada saat berbuka puasa hingga saat Isya’, sempat ada kepadatan lalu lintas akibat pemudik menepi ke rest area KM72 A untuk berbuka puasa dan istirahat. Pemandangan serupa juga terjadi pada waktu sahur hingga saat subuh.

Foto udara kendaraan pemudik saat antre untuk melewati gerbang Tol Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Rabu, 19 April 2023. Kepadatan pemudik mulai terlihat, mereka memadati gerbang Tol Cikampek Utama. Contraflow masih diberlakukan di Tol Cikampek dari KM 47 atau setelah Tol Layang MBZ hingga KM 72 atau di GT Cikampek Utama. Setelahnya pemudik akan mendapatkan full access one way hingga KM 414 atau GT Kalikangkung. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Namun ia memastikan, pada puncak mudik yang terjadi pada Selasa 18 April 2023 malam, hingga Rabu 19 April 2023, tidak terjadi penumpukan kendaraan. “Sempat agak merambat, tapi itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar satu jam,” kata dia.

Memed, pemudik asal Sumedang menyatakan sempat mengalami macet dan lalu lintas merambat sejak dari titik lokasi Bekasi hingga di KM 47 Tol Jakarta-Cikampek.  Ia menceritakan pengalamannya ini saat sedang beristirahat di Rest Area KM72 A Tol Purbaleunyi, Rabu pagi itu.

Ia yang mudik bersama istri dan enam saudaranya ini menyatakan, mesti tersendat agak lama, tapi kemacetan lalu lintasnya tidak separah saat terjadi kebuntuan lalu lintas pada musim mudik tahun 2018 lalu.

Menurut pemilik warung kopi ini, keenam pemudik yang menumpang mobil bersamanya ini adalah para penjual kopi atau yang berusaha warung kopi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,  dan Bekasi. “Kami satu kampung, da nada hubungan saudara. Bahkan, kami bersaudara sesama orang dari kabupaten yang sama, Sumedang,” kata dia.

Rukayat punya pengalaman mudik dari Jakarta ke Sumedang memerlukan waktu hingga 20 jam. Padahal, biasanya cukup dia lampaui dengan waktu 4 hingga 5 jam saja. Ia masuk tol Purbaleunyi untuk selanjutnya menuju Sumedang melalui tol Cisumdawu (Cileunyi, Sumedang, Dawuan).

Selanjutnya, menyusuri jalur mudik Pansela...

Jalur mudik Pansela 

Pada jalur mudik Pansela di wilayah Kebumen Jawa Tengah, kondisi lalu lintas lancar. Suasana pagi di jalan raya yang hanya berjarak 1-3 km dari Samudera Hindia ini terasa segar. 

Pemandangan sawah di kiri-kanan dan pohon pelindung menambah kian enak melihatnya. Jalur ini menghubungkan wilayan Petanahan Kebumen menuju ke arah timur ke Yogyakarta. 

Pansela dirancangan sebagai jalur utama di Pulau Jawa bagian selatan yang kelak menyambung dari wilayah Bayah di Banten, hingga Banyuwangi Jawa Timur. Di sejumlah ruas, jalur Pansela sudah jadi, seperti di wilayah Kebumen ini, yang memanjang ke Purworejo, Kulon Progo, Bantul, Gunungkidul, hingga Wonogiri dan Pacitan.

Foto udara kendaraan pemudik terjebak kemacetan di Jalur Selatan, Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis 20 April 2023. Volume kendaraan pemudik pada H-2 Lebaran dari arah Bandung dan Jakarta menuju Jawa Tengah terpantau padat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Sampai di Yogyakarta, kamu rehat sejenak untuk sekadar makan dan mandi di daerah Pogung, utara Kampus Universitas Gadjah Mada. Lalu kami berangkat lagi menuju ke Klaten, lanjut Wonogiri.

Di Wonogiri, kami berhenti sejenak makan siang di Resto Jawi, di Kecamata Ngadirojo. Warung ini milik keluarga pemilik warung bakso dan mi ayam Titoti, yang pusatnya di Pasar Minggu Jakarta. Penjual bakso dan mi ayam di Jakarta, juga di sejumlah kota besar lain di Indonesia, banyak berasal dari kabupaten di Jawa Tengah ini. 

Dari Wonogiri, kami meneruskan perjalanan mudik melintasi Ponorogo, dan berakhir di Trenggalek.  Kami berlebaran pada Sabtu, 22 Mei 2023, ikut tanggal yang ditetapkan pemerintah. Mohon maaf lahir dan batin.

Pilihan Editor: Mudik Ribuan Kilometer Jalur Sumatra Naik Mitsubishi Outlander PHEV

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

 

Sunudyantoro

Sunudyantoro

Wartawan Tempo tinggal di Trenggalek

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus