Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Indonesia dan Korea Selatan Kembangkan Ekosistem Bus Listrik di Bali

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Korea Selatan untuk membangun pengembangan ekosistem bus listrik.

14 Desember 2023 | 07.00 WIB

Sejumlah bus listrik untuk transportasi G20 diuji coba di kawasan ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu, 2 November 2022. Sebanyak 30 unit bus listrik berwarna merah dengan bertuliskan "G20 Indonesia" pada badan bus tersebut menjadi kendaraan antarjemput bagi delegasi selama acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang rencananya mulai digunakan pada 11-17 November 2022. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Perbesar
Sejumlah bus listrik untuk transportasi G20 diuji coba di kawasan ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu, 2 November 2022. Sebanyak 30 unit bus listrik berwarna merah dengan bertuliskan "G20 Indonesia" pada badan bus tersebut menjadi kendaraan antarjemput bagi delegasi selama acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali yang rencananya mulai digunakan pada 11-17 November 2022. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas mulai membangun pengembangan ekosistem transportasi publik berupa bus listrik di Bali. Dalam hal ini mereka turut bekerja sama dengan Pemerintah Korea Selatan (Korsel).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Informasi tersebut dipaparkan langsung oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati. Dia menjelaskan bahwa pengembangan bus listrik dilakukan untuk target emisi nol bersih pada 2060.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Vivi menulai bahwa selama ini transportasi merupakan sector kedua tertinggi penyumbang emisi. Maka dari itu pihaknya mulai mengembangkan ekosistem bus listrik di Bali, khususnya di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita).

“Jadi Bali memberikan wadah mengujicobakan instrumen. Pastinya ada trial and error, jadi bukan hanya belajar yang baiknya, tapi juga kelemahannya, cari solusinya mudah-mudahan tiga tahun ini Bali bisa menjadi model sukses untuk kita kembangkan di 20 kota besar lainnya,“ kata dia, dikutip dari Antara.

Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa pengembangan ekosistem yang maksud adalah infrastruktur pendukung bus listrik, mulai dari pengadaan busnya, stasiun pengisian daya, rute, trotoar, hingga menyiapkan operator di lapangan.

Proyek uji coba sistem kendaraan listrik dan pengembangan peta jalan investasi transportasi hijau di Bali ini bernilai 8,8 juta dolar AS. Pelaksanaannya turut didukung oleh mitra kedua negara, yaitu Global Green Growth Institute (GGGI).

Menurut Vivi, GGGI akan membantu dalam hal studi kelayakan, pelaksanaan, finansial, dan penyediaan bus listrik sampai ekosistem pendukungnya. Bantuan tersebut, jelas dia, akan diberikan sampai Desember 2027 mendatang.

Kepala Perwakilan GGGI Indonesia Jaeseung Lee menyatakan bahwa ini merupakan kerja sama pertama dengan Pemerintah Indonesia dalam sektor kendaraan listrik setelah 10 tahun menjadi mitra.

Jaeseung Lee menilai bahwa Kementerian PPN/Bappenas harus memikirkan keinginan masyarakat sendiri agar menarik minat masyarakat dalam menggunakan transportasi publik. Salah satunya adalah menyediakan layanan yang nyaman namun tetap murah.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto

Rafif Rahedian

Rafif Rahedian

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus