Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemandangan warga yang doyan berjalan kaki menjadi hal yang biasa di Jepang. Hampir di setiap sudut kotanya, kita akan menemui warga yang pergi sekolah atau bekerja dengan berjalan kaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal inilah yang nampaknya membuat jalanan di Jepang terbebas dari kemacetan. Sebab, masyarakat di negara itu lebih memilih untuk jalan kaki, naik transportasi umum, atau bersepeda dalam aktivitas sehari-harinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan pantauan Tempo di jalanan Shibuya, Tokyo, meskipun jalanan di kota tersebut tidak begitu lebar, namun tidak ada antrean kendaraan yang terjadi. Bahkan, sisi jalan pun dijadikan untuk parkir dan tetap tidak mengganggu lalu lintas sekitar.
Antrean kendaraan yang kami lihat hanya terjadi di persimpangan atau di lampu lalu lintas. Bahkan, kendaraan yang melintas di Jepang selalu mendahulukan pejalan kaki untuk melintas, meskipun di setiap persimpangan sudah ada lampu lalu lintas yang mengatur waktu menyebrang pejalan kaki.
Menariknya, di wilayah ini kami melihat orang Jepang yang berjalan kaki justru lebih banyak dibandingkan dengan populasi kendaraan. Apalagi, mayoritas kendaraan yang melintas merupakan bus transportasi publik, taksi, dan kendaraan pribadi.
Selain itu, kami hampir sangat jarang melihat sepeda motor yang melintas di jalanan sekitar Shibuya. Kendaraan roda dua yang kami lihat hanyalah sepeda dan juga skuter atau otoped.
Jepang memang dikenal sebagai negara yang sangat mengandalkan transportasi publik. Transportasi seperti kereta dan bus rata-rata menjadi pilihan utama warga Jepang untuk menempuh perjalanan ke lokasi tujuannya masing-masing.
Padahal Jepang merupakan negara yang melahirkan banyak pabrikan kendaraan ternama di dunia. Bahkan, berdasarkan data CEIC, pada September 2023, jumlah kendaraan bermotor yang terjual di Negeri Matahari Terbit ini mencapai 437.493 unit.
Memang transportasi publik yang tersedia di Jepang terbilang sudah memadai dan nyaman untuk digunakan, sehingga warga Jepang lebih memilih bepergian menggunakan transportasi umum.
Dengan kata lain, transportasi publik mampu mencegah macet di jalanan Jepang. Lantas, apakah bisa konsep penggunaan transportasi publik ini diterapkan di Tanah Air? Dan apakah konsep ini bisa mengurangi kemacetan di Indonesia?
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto