Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Motor

Sering Telat Ganti Oli Motor, Ini Deretan Risikonya terhadap Mesin

Oli yang lama tak diganti akan berwarna hitam, sehingga menimbulkan kerak.

31 Desember 2021 | 00.43 WIB

Sejumlah teknisi memperbaiki sepeda motor di daerah Palmerah, Jakarta Barat, 8 Juni 2018. Jasa servis dan penjualan spare part kendaraan roda dua meningkat dua kali lipat menjelang Lebaran. Tempo/Fakhri Hermansyah
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sejumlah teknisi memperbaiki sepeda motor di daerah Palmerah, Jakarta Barat, 8 Juni 2018. Jasa servis dan penjualan spare part kendaraan roda dua meningkat dua kali lipat menjelang Lebaran. Tempo/Fakhri Hermansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pelumas mesin motor atau oli harus rutin secara berkala diganti supaya tak menyebabkan kerusakan. Oli yang lama tak diganti akan berwarna hitam, sehingga menimbulkan kerak. Oli akan melumasi mesin, memuluskan gesekan antar komponen. Oli pun menyerap panas dari gesekan itu. Selama penggunaan kendaraan, daya melumasi pun menurun. Risiko fatal sering telat mengganti oli mengakibatkan kerusakan mesin yang mengakibatkan laju motor akan berat. Hal itu, karena kinerja mesin menjadi kasar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Pengendara harus mengetahui hitungan jarak tempuh motor atau waktu yang tepat untuk mengganti oli. Penggantian oli motor ini perlu dilakukan setiap 1.500 kilometer hingga 4.000 kilometer. Pemakaian rutin setiap hari, berarti antara satu bulan hingga dua bulan oli harus diganti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mengutip situs web Suzuki, berikut beberapa masalah yang akan muncul jika telah mengganti oli.

  • Knalpot mengeluarkan asap putih

Akibat yang cukup berbahaya bagi mesin adalah blok silinder dan seher. Piston pun akan tergores, karena oli yang sudah lama tak diganti volumenya akan menurun. Ketika volume oli makin sedikit gesekan pun makin intens antara piston dengan blok silinder. Kalau piston sudah tergores, efeknya akan muncul asap putih dari knalpot. Asap putih itu tersebab oli masuk di bagian celah piston dan blok silinder yang lecet. Kalau kebocoran itu terjadi, maka perlu mengganti komponen mesin yang rusak.

  • Biaya memperbaiki lebih mahal 

Komponen seher dan blok silinder yang sudah lecet akan menurun kinerjanya. Bagian atas silinder adalah komponen yang pertama kali rusak kalau telat mengganti oli. Risiko lanjutan akan merembet ke bagian noken as dan pelatuk. Kalau rutin mengganti oli, komponen mesin itu bisa digunakan sampai belasan hingga puluhan tahun. Tapi, jika sering telat mengganti oli, kinerja komponen sangat berkurang, tak lama kemudian fungsinya akan hilang. Biaya memperbaiki komponen itu sangat mahal.

  • Mesin akan cepat panas

Oli juga berfungsi menyerap panas yang muncul karena gesekan mesin. Kondisi terlalu panas (overheating) kalau sering telat mengganti oli. Kerusakan karena panas ini akan mempengaruhi komponen bagian atas silinder menjadi melengkung. Kepala silinder yang melengkung tidak bisa diperbaiki selain harus diganti. Biaya mengganti komponen itu sangat besar.

  • Penggunaan bahan bakar makin boros  

Risiko telat mengganti oli motor menyebabkann boros bahan bakar yang akan merugikan pengeluaran. Konsumsi bahan bakar akan melebihi batas normal. Laju kendaraan tidak akan cepat sesuai dengan bahan bakar yang digunakan. 

  • Mengurangi kenyamanan berkendara

Komponen mesin yang bermasalah akan suara ketika motor melaju. Motor pun akan kehilangan tenaga saat menanjak, bahkan bisa mogok. Masalah itu akan mengurangi kenyamanan berkendara.

M. RIZQI AKBAR

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus