Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suzuki Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mengejar target reduksi kabron pada 2060. Salah satu langkah yang menjadi prioritas produsen asal Jepang ini adalah mereduksi karbon di lingkungan pabrik.
Dept. Head of Strategic Planning PT SIS, Joshi Prasetya, mengungkapkan bahwa prioritas utama perusahaan saat ini memang berfokus pada target reduksi karbon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami saat ini fokus mengkaji dan menjalankan beragam strategi untuk mencapai target reduksi karbon perusahaan di tahun 2060. Hal ini tentu sejalan dengan visi Suzuki Global dan pemerintah Indonesia yang juga menargetkan reduksi emisi hingga 41 persen di tahun 2030, serta Net Zero Emission," ucap Joshi dalam keterangan resminya, Rabu, 24 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan bahwa sistem reduksi karbon di lingkungan pabrik Suzuki didukung oleh sejumlah inisiatif yang penerapannya berfokus untuk mencapai upaya menekan emisi karbon dari hulu hingga ke hilir.
Pada tahapan awal, Suzuki menjalankan Suzuki Green Procurement Guideline, yakni panduan peraturan dan kesepakatan atas pengujian dan pengawasan kepada seluruh vendor. Vendor ini yang menyuplai bahan produksi kepada pabrik Suzuki. Mereka ini telah memiliki landasan hukum akan komitmen penjagaan lingkungan dan bebas dari 30 bahan kimia berbahaya yang sudah disahkan secara global.
Hingga tahun 2023, Suzuki Green Procurement Guideline telah mengawasi 464 vendor aktifnya.
Selain itu, Suzuki Indonesia juga menargetkan setiap vendor untuk dapat mengurangi 5 persen emisi di keseluruhan proses produksinya setiap tahun, dimulai dari tahun 2024. Ini merupakan langkah konkret yang dilakukan Suzuki Indonesia untuk menuju upaya reduksi karbon di tahun 2060.
Sejak tahun 2020 hingga 2023 lalu, Suzuki Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi penggunaan energi pada setiap proses produksi melalui metode Kaizen.
Suzuki menargetkan beberapa inisiatif di antaranya dengan upaya green energy, yaitu upaya penanaman tanaman sebagai ekosistem yang menunjang mitigasi perubahan iklim dengan penyerapan dan penyimpanan karbon biru yang dapat mengurangi emisi di berbagai wilayah Indonesia.
Selain itu terdapat juga upaya green electricity, yaitu penerapan teknologi yang digunakan di pabrik Suzuki, salah satu yang utama adalah pemanfaatan solar panel di beberapa titik pabrik Suzuki sebagai sumber energi listrik terbarukan. Suzuki juga akan menerapkan konversi energi dengan penggunaan water boiler yang memungkinkan pemanfaatan ulang energi panas yang dihasilkan dari proses pengecatan kendaraan.
Hal ini dilakukan karena proses painting pada dasarnya merupakan penyumbang karbon terbesar dalam proses produksi kendaraan jika dibandingkan dengan proses lainnya seperti pencetakan, pengelasan, perakitan, dan pengecekan kualitas. Sebelum menerapkan konversi energi, proses painting atau pewarnaan yang sangat steril ini menyumbang kurang lebih 50 persen karbon dalam proses produksi kendaraan.
Pilihan Editor: Penjualan Suzuki Meningkat 25 Persen di Desember 2023
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto