Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Dialog 7 menteri dengan mahasiswa di aula fakultas kedokteran ui. sumitro sebagai moderator. mahasiswa menyebutkannya paket penjelasan. pertemuan berikut di yogyakarta, bandung, surabaya, ujung pandang. (pdk)

13 Agustus 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AULA Fakultas Kedokteran UI yang berkapasitas 600 tempat duduk, siang 4 Agustus itu penuh sesak. Sejuknya ac tak terasa lagi. Sumpek. Asap rokok yang beterbangan. Banyak peminat yang hanyabisa mengikuti pertcmuan di dalam lewat video tape yang diletakkan di luar. Soalnya: ini acara menarih acara dengan kebebasan. Dan itu segera terlihat. Ketika Menteri Riset Prof Sumitro Djojohadikusumo, yang bertindak sebagai moderator mempersilakan pembicara berikutnya untuk maju, Menteri PAN Sumarlin pun segera berdiri mendekati mikropon. Tapi tiba-tiba seoraulg nlahasiswa berteriak: "Sebentar Pak Sumarlin, ada yang mau bicara." Seorang gadis (mahasiswi tentunya), cukup manis dan mengenakan jaket biru cepat maju ke depan dengan secarik pernyataan yang tergenggam di tangannya: "Forum pertemuan ini menunjukkan adanya kejujuran dan kesediaan pemerintah untuk memecahkan berbagai persoalan" kata pernyataan itu. Tapi toh oleh beberapa mahasiswa pertemuan dijuluki sebagai "pakct penjelasan." Ini bisa dipahmi karena suasana dialog yang bebas memang tak tercapai. Beberapa pertanyaan, yang mengenai hal-hal "sensitif", tidak dijawab. Sebagai moderator Sumitro juga dianggap tak memberi kesempatan penanya untuk menyanggah kembali jawaban para menteri. Para mahasiswa kurang puas dengan pertemllan itu. Ketua Dewan Mahasiswa UI, Lukman Hakim, menyebut dialog dengan 7 menteri itu 'tidak ada apa-apanya." Katanya: "Mereka hanya bisa bicara soal data saja. Kalau cuma begitu kirim saja bahan tertulis dan suruh baca para mahasiswa, selesai." "Pertemuan tanggal 4 Agustus itu menecewakan, karena masalah kenaikan tarif bis kota tidak dipermasalahkan sewajarnya," komentar Sekjen DM Trisakti, Boedi Swidarmoko. Mahasiswa Jakarta, katanya, akan terus memperjuangkan soal kenaikan tarif angkutan umum. Perjuangan untuk membatalkan kenaikan tarif bis kota yang sudah setengah jalan dilalui, merupakan prioritas utama. "Pokoknya mahasiswa jangan puas dengan pertemuan itu saja," katanya. Sementara Sekretaris DM Universitas Kristen Indonesia, Imam Parikesit menilai positif pertemuan itu. "Hanya disayangkan forumnya terlalu besar sehingga kelihatannya terbuka untuk umun1. Dengan forum seluas itu mahasiswa kurang bisa mencurahkan perasaannya lebih banyak. Saya menyarankan agar jumlahnya lain kali bisa dikurangi, tapi para pejabat supaya lebih banyak," ujarnya. Imam menyayangkan belum diikut sertakannya para pengambil keputusan seperti Wijoyo Nitisastro, Kaskopkamtib Sudomo dan Menteri Dalam Negeri Amirmachmud, "sehingga menteri yang hadir hanya bisa menjawab dengan kata-kata 'saya kira . . .," katanya. Meskipun beberapa persoalan yang disentuh tidak sampai tuntas dibahas dan beberapa pertanyaan yang berani dibiarkan tak terjawab, pertemuan itu membawa faedah juga. Paling tidak kita sudah bisa melemparkan uneg-uneg," tukas Markus Mali, ketua dewan mahasiswa Universitas Krisnadwipayana. Kata-kata keras memang terlontar dalam pertemuan yang sesak dan sumuk itu, tetapi sopan santun masih terjaga di depan mimbar. Kalau pun ada amarah, dia agaknya habis bersama usainya pertemuan itu. "Memang hanyak pertanyaan mahasiswa yang bikin kuping merah, tapi teman-teman menteri itu tidak apaapa," kata Rektor UI Mahar Mardjono. Dialog ini menurut Mahar Mardjono sudah dia usulkan sejak dua tahun yang lalu. "Saya minta mereka sebagai teman sesama Ul, dan bukan sebagai menteri," ceritanya. Tanggal 8 dan 9 Agustus pertemuan yang sama akan berlangsung di Yogyakarta. Tanggal 12 dan 13 di Bandung dan minggu berikutnya di Surabaya dan Ujung Pandang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus