Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

<font face=arial size=2 color=#Ff9900>Abdullah Saleh:</font><br />Irwandi-Nazar Dianggap Pengkhianat

16 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NANGGROE Aceh Darussalam kembali membara. Lima penembakan gelap menjelang tutup tahun lalu menyambar 10 nyawa dan membuat 13 orang terluka di Ulee Kareng, Bireuen, dan Aceh Besar. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menyebutkan teror berdarah itu terkait dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah.

Partai Aceh, yang sedari awal meminta jadwal pilkada diundurkan, menjadi tertuduh utama di balik tindakan brutal itu. Konflik senjata menjadi alasan memenuhi keinginan partai yang dihuni mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka dan Tentara Nasional Aceh yang belum siap bersaing merebut kursi Aceh 1 tersebut.

Kepada Kartika Candra dan Fanny Febiana dari Tempo, Wakil Ketua Fraksi Partai Aceh di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Abdullah Saleh, menjawab berbagai tudingan itu.

Benarkah Partai Aceh di balik penembakan itu?

Itu bukan tindakan partai, tapi tindakan anggota masyarakat. Secara institusi, partai kami tidak punya kebijakan seperti itu. Kasusnya memang langsung terkait dengan pilkada, seperti pelemparan granat di posko salah satu pasangan calon, Irwandi.

Bagaimana dengan penembakan buruh asal Pulau Jawa di Bireuen?

Kalau itu, kami sulit memahami. Partai Aceh menganggap ini langkah yang tidak bijak. Kenapa ini yang jadi sasaran dan kenapa tidak posko kandidat gubernur saja. Kami mengira ada upaya rekayasa memancing konflik antarsuku.

Bagaimana sikap mantan anggota GAM di Partai Aceh saat ini?

Saat tahapan pilkada ditutup, memang kondisinya sempat mengancam dan tegang. Dari mereka mulai tercetus, kalau tidak ikut pilkada dan tidak ikut pemerintah Aceh ke depan, mau ke mana kami ini. Apakah kembali lagi seperti dulu?

Apa maksud kembali seperti dulu?

Berperang. Mereka mempertanyakan, apakah kembali seperti dulu atau ada langkah lain.

Siapa yang mendinginkan suasana di partai?

Muzakir Manaf, Zaini Abdullah, dan Malik Mahmud, yang meminta bersabar karena mereka sedang berkomunikasi dengan pusat.

Apakah mantan anggota GAM masih banyak yang memegang senjata?

Banyak sih enggak, tapi masih ada.

Untuk apa mereka memegang senjata?

Ada aspek bisnis juga. Ada beberapa yang memanfaatkan kebijakan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf bahwa yang bisa menyerahkan senjata diberi uang Rp 15-20 juta. Jadi mereka beli senjata dengan harga miring, lalu diserahkan ke gubernur dan Kepolisian Daerah Aceh.

Dari mana mereka mendapatkan senjata?

Mantan GAM, terutama TNA (Tentara Nasional Aceh), sudah mahir berperang dan menggunakan senjata. Pada masa perang, mereka juga sudah terbiasa membangun jaringan dengan berbagai pihak untuk mendapatkan senjata. Perdagangan senjata juga marak, dan masuknya senjata dari luar sangat mudah.

Bagaimana kondisi mantan anggota GAM dan TNA dalam pemerintahan Irwandi?

Beberapa panglima yang dilibatkan Irwandi memang sudah terangkat hidupnya, memiliki rumah dan mobil mewah. Ini menimbulkan kecemburuan pada (mantan anggota GAM) yang lain. Di nota kesepakatan Helsinki dulu, mantan TNA akan diberi perkebunan, tapi belum dilaksanakan.

Bagaimana kekuatan Partai Aceh saat ini?

Masyarakat bawah masih mendukung Partai Aceh. Sebab, Irwandi dan Muhammad Nazar di kalangan orang Aceh dianggap sebagai pengkhianat karena merapat ke Jakarta dan tentara. Sedangkan Partai Aceh dianggap pahlawan, termasuk dalam pilkada.

Jika jadwal pilkada diundurkan, apakah Partai Aceh optimistis akan menang?

Dari awal sampai sekarang kami tetap optimistis.

Tetap yakin tanpa dukungan partai nasional?

Ada atau tidak ada dukungan partai nasional, kami tetap yakin.

Berapa kira-kira perolehan suara?

Di atas 50 persen, sekitar 50-60 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus