Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font face=arial size=1 color=#ff9900>Penerbangan</font><br />Lepas Landas Bersama Sandiaga

Kementerian Perhubungan mengultimatum Mandala untuk terbang kembali pada 15 Februari mendatang. Banyak kemurahan hati pemerintah kepada maskapai itu.

16 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nasib PT Mandala Airlines yang mengalami lesu darah akan ditentukan dalam sebulan ini. Maskapai penerbangan nasional itu mendapat tenggat dari Kementerian Perhubungan sampai pertengahan Februari mendatang: lepas landas atau nyungsep selama-lamanya. "Mandala siap beroperasi. Tinggal menunggu Air Operator Certificate (AOC)," kata Manajer Investasi Saratoga Capital Devin Irawan pekan lalu.

Saratoga, perusahaan milik Sandiaga Uno yang kini menjadi juragan Mandala, yakin tenggat dari Kementerian Perhubungan bisa mereka penuhi. Mereka juga siap mematuhi aturan yang mewajibkan maskapai menerbangkan 10 pesawat: lima unit milik sendiri dan lima unit sewaan. Belakangan pemerintah melunakkan istilah "sewaan" menjadi "menguasai", sehingga maskapai boleh saja menyewa atau meminjam.

Setelah terbang selama lebih dari empat dekade, maskapai yang tadinya dimiliki yayasan militer ini terpaksa parkir di landasan pada 13 Januari 2011. Belitan utang hingga Rp 2,45 triliun kepada kreditor konkuren dan bank menjadi pangkal soalnya. Berbulan-bulan Mandala mesti berunding meminta penjadwalan utang kepada kreditor, termasuk pemegang tiket yang meminta pengembalian uang.

Sebelum berhenti terbang, Mandala menjelajahi hampir seluruh Nusantara dengan 16 rute domestik dan 4 rute internasional, termasuk ke Singapura. Mandala terbang ke 20 kota dengan dukungan armada yang terdiri atas 12 pesawat Boeing 737-200 dan 2 pesawat Boeing 737-400.

Harapan bersemi kembali ketika Saratoga Group membeli maskapai tersebut. Mereka berpatungan dengan Tiger Airways, perusahaan penerbangan hemat asal Negeri Singa. Saratoga menguasai 51 persen saham, Tiger 33 persen, dan sisanya dimiliki kreditor serta pemegang saham lama.

Maskapai itu kabarnya bakal bersalin nama menjadi Tiger Mandala. Kementerian Perhubungan sudah menyatakan tak segan mencabut AOC—semacam sertifikat terbang yang wajib dimiliki tiap operator penerbangan sebelum beroperasi—milik Mandala bila hingga 15 Februari mendatang mereka tak jua terbang.

Direktur Kelaikan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan, Diding S. Sunardi mengatakan, maskapai itu sudah mengajukan izin mendapatkan AOC sejak Desember 2011. Kini proses penerbitan AOC tengah memasuki tahap akhir alias tahap ketiga, berupa evaluasi dokumen dan prosedur administrasi. "Penerbitan AOC dalam proses finalisasi," kata Diding.

Juru bicara Kementerian, Bambang S. Ervan, menyatakan inspektur penerbangan sudah mengecek dua pesawat Airbus-320 yang kini terparkir di Bandara Changi, Singapura. Pemeriksaan biasa dilakukan sebelum pesawat diterbangkan ke Indonesia. Namun dia enggan memastikan status kepemilikan pesawat: kepunyaan Saratoga, penyertaan dari Tiger sebagai pemodal strategis, hasil sewa atau pinjam dari Tiger.

Pemerintah agaknya bermurah hati kepada Mandala. Sebelumnya, Kementerian sudah memperpanjang surat izin usaha penerbangan yang kedaluwarsa pada pertengahan Januari ini menjadi April mendatang. Alasan pelonggaran, kata Bambang, untuk menghargai keseriusan Mandala dalam mengurus AOC. "Ini tarik-ulur pemerintah," ujarnya.

Mengingat kondisi fulus maskapai yang sedang morat-marit, Kementerian pun tak mewajibkan Mandala mendatangkan semua pesawat sekaligus. "Kami mengizinkan mereka mendatangkan sepuluh pesawat itu secara bertahap," Bambang menambahkan.

Mandala kini tinggal menunjukkan keseriusan dengan mematuhi tenggat. Maskapai itu, Diding menegaskan, mesti betul-betul berfokus pada soal waktu. "Begitu AOC terbit, dua pesawat kami segera tiba di Indonesia," Devin sigap meyakinkan otoritas penerbangan.

Bobby Chandra, Muhammad Rizki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus