Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
RUMAH Nurcahya, 70 tahun, kini tinggal satu kamar tidur. Dindingnya kayu bekas, atapnya seng. Padahal tepat di lokasi itu dulu berdiri rumah dengan tiga kamar tidur, yang terban akibat gempa berkekuatan 7,9 skala Richter, pada 30 September tahun lalu. ”Mirip kandang jawi,” kata Sumardi, anak lelaki Nurcahya. ”Jawi” adalah cara orang Minang menyebut sapi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo