Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SIANG itu, kantor Majelis Rakyat Papua lengang. Dua anggota staf di bagian hubungan masyarakat asyik bergunjing. Seorang anggota Majelis, Erna Mahuze, terlihat santai. Tapi ada satu tamu yang bikin ramai. ”Kalian ini bikin apa saja?” dia menyergah. D. Aronggear, tokoh masyarakat Jayapura itu, ingin bersua dengan Ketua Majelis. Dia merasa cukup lama menunggu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo