Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswa dari Telkom University merancang sebuah aplikasi terapi wicara untuk membantu proses belajar anak yang mengalami keterlambatan bicara atau speech delay. Dalam kondisi speech delay, kemampuan bicara anak tak berkembang sesuai usianya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aplikasi bernama Bicara itu Mudah alias Bimu itu dikembangkan tim bernama Saayun Salangkah. Mereka memenangkan posisi runner up kategori Disability Quality of Life Improvement Solution dalam ajang anugerah Innovillage 2023 yang berlangsung Sabtu, 9 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua tim, Nabyla Kharisma Suhatman, mengatakan BIMU bisa membantu terapi anak-anak penyandang autism yang mengalami speech delay. BIMU memakai metode Picture Exchange Communication System (PECS) yang memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) sebagai media interaktif. Fitur AR menggabungkan kondisi lingkungan nyata dengan dunia virtual.
Ada juga pemakaian media interaktif lain, seperti ilustrasi, animasi, serta feedback audio, dipakai untuk membuat anak lebih fokus. “Selain itu ada kuis sebagai evaluasi pengenalan kosakata, serta mini game untuk membuat penyegaran kepada anak,” kata Nabyla melalui keterangan tertulis pada Selasa, 19 Maret 2024.
Sejauh ini, BIMU sudah diujikan kepada murid Sekolah Luar Biasa Autisma milik Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) di Bukittinggi, Sumatera Barat. Uji coba berjalan sejak 21 Desember 2023 hingga 18 Februari 2024.
Tim mahasiswa ini berharap aplikasi BIMU memberikan beragam manfaat dan membuat terapi wicara lebih efektif. Sebagai media penghubung antara guru dan orang tua, Bimu dibuat menjadi sedemikian rupa agar menjadi modul pembelajaran yang menarik.
Dosen pembimbing Tim Saayun Salangkah dari Telkom University. Rully Sumarlin, mengatakan aplikasi itu akan disiapkan juga untuk SLB lain, tak haya di Bukittinggi. “Agar manfaatnya bisa lebih luas,” tutur dosen Desain Komunikasi Visual tersebut.
Di ajang Innovillage 2023, aplikasi BIMU bersaing dengan juara pertama kategori disabilitas, yaitu dengan tim Literaku asal Universitas Sumatera Utara. Sang juara membuat inovasi berjudul Buku Berbasis Suara untuk Meningkatkan Literasi Penyandang Tuna Netra di SLB-A Tanjung Morawa.
Ketua Panitia Innovillage, Ahmad Tri Hanuranto, sebelumnya mengatakan bahwa ajang tersebut merupakan wujud kepedulian sosial dan lingkungan. “Tercatat hingga 2023 Innovillage telah menebar kebermanfaatan di 1050 desa yang tersebar di 250 kota dan kabupaten di Indonesia,” kata dia pada hari pemberian penghargaan.
Pemenang Innovilage 2023 disaring dari 163 tim mahasiswa. Mereka mengusulkan dan menerapkan proyek sosial di berbagai daerah sesuai lokasi kampus. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk memberikan dana sebesar Rp 3,75 miliar untuk kebutuhan implementasi proyek-proyek tersebut di 85 kabupaten dan kota. Panitia mengklaim program itu bermanfaat untuk 38 ribu orang lebih di 300 desa.
Pilihan Editor: Belajar dari Insiden Pilot Batik Air Ketiduran, Aplikasi Ciptaan UI Ini Bisa Mengecek Tingkat Kelelahan Awak Pesawat