Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

5 Fakta Seputar Gempa Banten Magnitudo 7,4

Gempa Banten bermagnitudo 7,4 terasa sampai Bengkulu.

3 Agustus 2019 | 08.22 WIB

Sejumlah warga dari persisir pantai mengungsi setelah terjadi gempa bumi di Kampung Mancak, Serang, Banten, Jumat, 2 Agustus 2019. Menurut keterangan pihak BMKG gempa bermagnitudo 7,4 ini berpotensi menimbulkan tsunami. ANTARA/Weli Ayu Rejeki
Perbesar
Sejumlah warga dari persisir pantai mengungsi setelah terjadi gempa bumi di Kampung Mancak, Serang, Banten, Jumat, 2 Agustus 2019. Menurut keterangan pihak BMKG gempa bermagnitudo 7,4 ini berpotensi menimbulkan tsunami. ANTARA/Weli Ayu Rejeki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa berkekuatan Magnitudo 7,4 terjadi di arah barat daya Sumur, Pandeglang, Banten pada Jumat malam, 2 Agustus pukul 19.03 WIB kemarin. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami menyusul bencana alam ini.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan peringatan awal BMKG menyebut lindu berpotensi memicu tsunami setinggi 3 meter di bagian selatan Pandeglang. "Tapi kemudian tsunami nihil," kata Daryono, Jumat, 2 Agustus 2019. Pada pukul 21.35 WIB peringatan dini itu dicabut.

Berikut sejumlah fakta lain terkait gempa kemarin.

1. Lokasi dan besaran gempa

BMKG mencatat pusat gempa berada di pada koordinat 7,54 Lintang Selatan dan 104,58 Bujur Timur atau sekitar 147 kilometer Barat Daya Banten di kedalaman 10 kilometer. Awalnya, BMKG mencatat gempa berkekuatan magnitudo 7,4. Data ini diperbarui kemudian.

2. Gempa dirasakan di Bengkulu hingga Jakarta

Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Agus Wibowo mengatakan, gempa dirasakan di sejumlah wilayah, antara lain Pandeglang, Lebak, Lampung, Bengkulu, Sukabumi, Depok, Jawa Tengah, hingga Jakarta.

Lamanya gempa berbeda-beda di setiap daerah. Di Pandeglang, Gempa dirasakan terjadi selama 5-10 detik. Warga panik dan keluar rumah, sebagian mengungsi ke dataran yang tinggi. Warga di Kabupaten Lampung Selatan merasakan gempa 1-5 detik.

3. Penyebab gempa

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mengatakan penyebab gempa kemungkinan akibat asosiasi dari aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama PVMBG Agung Pribadi mengatakan kesimpulan ini diambil setelah menganalisis lokasi pusat guncangan dan kedalamannya.

Agung menjelaskan, pusat gempa berada di laut. Wilayah yang berdekatan dengan pusat guncangan adalah wilayah pesisir selatan Banten, Jawa Barat dan Lampung yang pada umumnya disusun oleh batuan sedimen berumur Kuarter. Batuan berumur Kuarter serta batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, belum kompak dapat bersifat memperkuat efek guncangan.

4. Data kerusakan sementara

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat hingga Sabtu, pukul 01.00 WIB, jumlah rumah yang rusak akibat gempa bertambah menjadi 26 unit.

Puluhan rumah yang rusak tersebut tersebar di 15 kecamatan, yakni Parakansalak, Cikembar, Ciambar, Sagaranten, Cidahu, Nagrak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Sukaraja, Waluran, Warungkiara, Cireunghas, Cisolok, Cicantayan, dan Ciemas.

Rumah-rumah itu terdiri dari rusak berat sebanyak tiga unit, rusak ringan 16 unit, dan rusak sedang tujuh unit. Fasilitas lainnya, seperti bangunan majelis taklim di Kampung Sayang, RT 01 RW 01, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja juga rusak akibat gempa tersebut.

5. Lokasi pengungsian

Kepala Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan warga yang rumahnya rusak berat sementara diungsikan ke tempat tinggal kerabatnya. Daeng mengatakan jumlah warga yang mengungsi karena rumah rusak berat sebanyak sembilan jiwa.

Antara lain satu keluarga berjumlah empat jiwa warga Kampung Wanamukti RT 02 RW 13, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak. Kemudian satu keluarga beranggotakan tiga jiwa warga Kampung Samelang, RT 01 RW 02, Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, dan satu keluarga beranggotakan dua jiwa warga Kampung Cihuni, RT 03 RW 07, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas.

Sebelumnya, Pusdalops BNPB mendata sejumlah 1.000 orang mengungsi di halaman Kantor Gubernur Provinsi Lampung akibat gempa. Sejumlah 50 lainnya di Kabupaten Lampung Selatan mengungsi di EX Hotel Lima Enam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus