Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Akhirnya Rektor Unair Kembalikan Jabatan Dekan FK Unair kepada Budi Santoso, Apa Pertimbangannya?

Rektor Unair Mohammad Nasih mengembalikan jabatan Dekan FK Unair kepada Budi Santoso. Apa sebenarnya alasannya?

11 Juli 2024 | 13.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rektor Unair, Prof Nasih (kanan) kembali angkat Prof Bus (kiri) menjadi Dekan Unair, Rabu 9 Juli 2024. Foto: HANAA SEPTIANA/TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Airlangga atau Rektor Unair Mohammad Nasih mengembalikan jabatan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) kepada Budi Santoso alias Prof Bus. Ia telah menerima klarifikasi Prof Bus soal pernyataannnya di media massa terkait kebijakan dokter asing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami paham apa yang disampaikan Prof Bus dan ada alasan bagi kami untuk mengangkat beliau sebagai dekan. Sudah selesai,” ujar Mohammad Nasih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rektor Unair itu juga menegaskan bahwa SK Pemberhentian Prof Bus akan segera dicabut. Karenanya, Prof Bus sudah bisa bekerja kembali menjadi Dekan FK Unair mulai Rabu, 10 Juli 2024.

Selain itu, menyoal pendapat Prof Bus soal kebijakan dokter asing Nasih tidak berkomentar jauh. Kata dia, hal itu adalah masa lalu. “Itu masa lalu. Saya enggak tahu soal pendapat. Saya tahunya ini sahabat saya (sambil merangkul Prof Bus),” kata Nasih.

Sementara itu, dia juga menegaskan mengenai koridor yang perlu diperhatikan sebagai PNS dalam menyatakan pendapat, kaitannya dengan Prof Bus yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Unair adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

“Kita itu kan punya banyak peran dan harus komitmen. Kapan sebagai bapak, kapan sebagai pejabat yang kebetulan PNS di PTN. Ini yang menurut saya harus dipahami. Kami tidak membatasi apapun profesinya, tapi harus diketahui bahwa ada koridor," kata dia.

Dikaitkan dengan kebebasan berpendapat di mimbar akademik. Dia menepisnya dan hanya mengatakan bahwa Prof Bus memiliki peran yang harus diperhatikan.“Saya tidak nyentil soal akademik, saya hanya bicara Prof Bus sebagi dekan di FK Unair yang PTN dan beliau PNS. Itu saja yang kami amankan dan selamatkan. Kalau enggak nanti bahaya,” kata Nasih.

Menurut Nasih, kampus memang kerap diterpa masalah internal. Termasuk soal pencopotan dekan. Hal itu pun dianggap sudah biasa. “Seperti berpacaran, ada juga yang putus, biasa saja. Tidak usah baperan,” ujar Nasih.

Ia juga menyebut alasan pemberhentian itu menjadi urusan internal kampus. “Ini urusan internal. Hanya di Unair posisi dekan menjadi heboh seperti sekarang," ujar Nasih saat memberikan keterangan kepada awak media di Kampus C Unair, Selasa 9 Juli 2024.

Di sisi lain, saat memberikan keterangan, Prof Bus juga meminta maaf karena merasa kelewatan dalam memberikan pendapat.

Hal itu diungkapkan Prof Bus saat konferensi pers di depan Masjid Ulul Azmi Unair Kampus C, Selasa 9 Juli 2024. Dia mengakui salah karena memberikan pernyataan tanggapan soal kebijakan dokter asing atas nama institusi Unair.

Menurut Prof Bus, pernyataan itu sesungguhnya merupakan pendapat pribadi. Dia juga mengaku hal itu sudah kelewatan. “Semua sudah berakhir, saya secara pribadi menghaturkan permohonan maaf kepada rektor, mungkin saya bermaksud mewakili diri pribadi, tapi mungkin terlalu kelewatan, sehingga pernyataan saya itu menggunakan nama institusi,” kata Prof Bus.

Lebih lanjut, Prof Bus  menegaskan akan tetap kritis menilai kebijakan pemerintah setelah kembali menjadi Dekan FK Unair. “Ya (tetap kritis). Dengan cara-cara yang mungkin berbeda,” kata dia.

NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I HANAA SEPTIANA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus