Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Alasan Kemenhan Ingin Beli Jet Tempur F-15EX

Kementerian Pertahanan menyatakan rencana pembelian jet tempur F-15EX dari Boeing turut dipengaruhi situasi geopolitik dan geokonomi global yang terus berubah

18 April 2025 | 09.30 WIB

Jet tempur baru Boeing F-15EX dapat menembakkan senjata hipersonik, memiliki kecepatan terbang supersonik 2.5 Mach dan terbang semi-otonom. Rencana pengadaan 15 unit Boeing F-15EX bersama 36 unit Dassault Rafale dari Perancis disampaikan Menhan Prabowo Subianto saat memberikan briefing dalam Rapim TNI. Boeing.com
Perbesar
Jet tempur baru Boeing F-15EX dapat menembakkan senjata hipersonik, memiliki kecepatan terbang supersonik 2.5 Mach dan terbang semi-otonom. Rencana pengadaan 15 unit Boeing F-15EX bersama 36 unit Dassault Rafale dari Perancis disampaikan Menhan Prabowo Subianto saat memberikan briefing dalam Rapim TNI. Boeing.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan menyatakan rencana pembelian jet tempur F-15EX dari Boeing dipengaruhi situasi geopolitik dan geoekonomi global yang terus berubah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saat ini kondisinya sangat dinamis termasuk geopolitik dan geokonomi dunia, dengan perkembangan yang terjadi di Amerika dan negara lain, prioritas yang ditentukan pemerintah ada penyesuaian,” kata Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Kemhan, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang, pada diskusi Kamis, 17 April 2025.

Sempat muncul pemberitaan mengenai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pihak produsen pesawat tempur asal Ameria itu. Namun, Frega mengatakan belum ada kontrak resmi yang mengikat.

Artinya, proses pengadaan jet tempur F-15EX masih berjalan dan belum masuk tahap final yang mewajibkan komitmen pembelian. “Selama belum ada kontrak yang ditandatangani, kami belum ada keterikatan untuk membeli,” ujarnya.

Menurut dia, proses pengadaan pesawat tempur seperti F-15EX bersifat multi-tahun dan tidak bisa diputuskan secara instan. Dalam konteks perencanaan pertahanan, banyak faktor yang harus dipertimbangkan secara matang, termasuk kemampuan fiskal negara. 

“Kementerian Pertahanan sudah melakukan kajian dan juga sudah merekomendasikan, namun keputusan itu ada di pemerintah pusat dan Kementerian Keuangan,” ucapnya.

Frega mengklaim Kemenhan tetap berkomitmen menjaga kesiapan pertahanan nasional di tengah berbagai keterbatasan. Ia memastikan bahwa efisiensi anggaran tidak akan mengorbankan upaya menjaga kedaulatan negara. “Prinsipnya, kami senantiasa mengupayakan yang terbaik dengan sumber daya yang ada,” kata dia.

Beberapa pengadaan alutsista lain, menurut Frega, tetap berjalan sesuai jadwal. “Bisa dilihat dalam beberapa tahun terakhir ini kan ada kedatangan-kedatangan alutsista. Bahkan tahun ini dan awal tahun depan ada alutsista dari Angkatan Udara yang akan datang,” ujarnya.

Frega juga mengingatkan pentingnya perspektif jangka panjang dalam melihat penguatan pertahanan. “Stabilitas itu karena kedaulatan negara kita, keutuhan wilayah kita, keselamatan bangsa kita tidak terganggu. Ada penjaga-penjaga di garda terdepan yang memang melakukan tugasnya untuk mengamankan negara,” katanya.

Mantan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengunjungi perusahaan Boeing di St. Louis, Amerika Serikat pada Senin, 21 Agustus 2023. Dalam kunjungan tersebut dihasilkan kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Boeing untuk menyelesaikan penjualan 24 pesawat jet tempur mutakhir F-15EX.

“Dengan senang hati kami mengumumkan kesepakatan pengadaan pesawat tempur F-15EX yang penting bagi Indonesia,” kata Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 22 Agustus 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus