Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Alkitab yang sudah disingkat

Majalah america, reader's digest, menerbitkan bibel yang sudah diringkas, mendapat protes dan kecaman, a.l dari jerry falwell, tokoh fundamentalis, yang menyebut rencana tersebut sebagai kesalahan serius.(ag)

9 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA mulanya adalah Sabda "Ini kalimat pertama Injil Johanes. Dan Sabda itu rupanya dianggap terlalu panjang. Setidak-tidaknya, itulah alasan yang mendorong Reader's Digest menerbitkan Bibel (Perjanjian Lama dan perjanjian Baru yang sudah disingkat. Kitab itu hanya berisi 450.000 kata. Padahal aslinya 800.000--dalam bahasa Inggris. Reader's Digest, yang punya banyak pengalaman meringkas buku buku tebal selama hampir 32 tahun, berharap bisa menyajikan kurang-lebih sebuah kitab suci yang "gampang dicerna generasi kacang goreng" istilah koran International Herald Tribune. Untuk itu editor telah memotong tak kurang dari 50% bagian Perjanjian Lama. Serta 25% Perjanjian Baru. Artinya Bibel Reader's Digest, yang mulai beredar bulan ini di Amerika Serikat, praktis 40% lebih pendek dibanding Revised Standard Version, versi haku yang telah direvisi. Kitab versi Reder's Digest itu bukan sekedar membuang bagian silsilah nabi dan raja-raja yang berkepanjangan. Atau menghilangkan cerita pembantaian. Di dapur penerbit, setiap pasal--bahkan kalimat -- disunat sependek mungkin. Malah kata-kata Yesus sendiri dibuang sekitar 10%, untuk menghindari pengulangan. Dan bila Tuhan, dalam Perjanjian Lama, dianggap "agak terlalu banyak bicara", yah, potong saja. Maka ribuan kata, pendapat dan penuturan kejadian, disingkirkan. Juga lukisan letak suatu tempat atau bentuk sebuah bangunan yang dianggap tidak penting. Wajah kitab itu pun tidak seperti yang sudah-sudah, dua kolom. Bahkan angka-angka yang menunjukkan ayat dan pasal sama sekali tak lagi bisa dijumpai. Tatap mukanya menjadi tidak jauh berbeda dari buku novel. Ukuran alinea rata-rata lebih panjang. Dan seperti lumrahnya buku novel, Bibel baru ini punya prakata singkat dan memikat -- yang jarang dijumpai dalam kitab suci--dan daftar isi, tentunya. Pendeknya, pembaca diharap tidak bakal jemu menyimah. Dan lagi, menurut penerbit, isinya "masih asli". "Sekarang anda bisa membacanya halaman demi halaman," kata pihak penerbit. Tak heran bila Pat soone, penyanyi yang beken di tahun 1960-an itu, mencatatkan dirinya dalam deretan pemesan pertama. Pikiran untuk menyodorkan Bibel secara memikat sebenarnya datang dari John Beaudoin, 1975. Kepala bagian peringkasan buku dari Reader's Digest itu, punya gagasan -- yang kemudian mengilhami penerbitnya. Katanya "Bibel memang paling laris terjual. Tapi orang yang membacanya paling sedikit." Sifat kitab suci yang bicara panjang lebar dan berulang-ulang itu, dengan gaya yang asing bagi pembaca, benar-benar bikin bosan. Sebenarnya di pasaran buku sudah ada beberapa usaha untuk menarik pembaca. Untuk edisi Inggris misalnya, ada rhe Living Bible dan Shorter Oxford Bible. Dalam Gereja Katolik Indonesia juga pernah diperkenalkan "ringkasan" berjudul Hikayat Suci, yang lebih banyak menampilkan sifat kesejarahan dan cerita. Tapi rupanya usaha jenis itu dianggap masih "tambal sulam". Maka setelah melakukan riset pasar, diputuskan untuk menerbitkan Bibel "pop" itu. TIM, yang dipimpin John E. Walsh itu lebih dulu menarik Bruce Metzger sarjana kitab suci yang beken dari Pnlleeton, sebagai editor umum. Di samping itu Digestpa minta izin Dewan Gereja Nasional AS untuk menggunakan Bibel Revised Standard Version sebagai bahan bakunya. Pilihan pertama mereka sebenarnya Bibel Yerusalem dan Katolik. Namun seorang editor bilang, seperti dituturkan Newsweek, dengan mengingat keadaan pembaca, dikhawatirkan Digest akan "tidak bisa masuk pasar dengan sebuah Bibel Katolik". Sedang versi Dewan Gereja itu "tergolong akurat diterima banyak pihak dan punya nama,' kata Walsh. Hampir 20 kali Walsh melakukan revisi selama tim bekerja--berikut konsultasi dengan berbagai ahli sibel, khususnya sebelum menggarap "bagian yang tumpang tindih," kata Walsh. Metzger sendiri, si ahli kitab suci yang juga menulis prakatanya, pertamatama menylsun daftar bagian yang bisa dipotong. Tapi juga pasal-pasal yang "tidak dapat dijamah" --seperti Mazmur 23, bagian Doa Tuhan, dan ayat-ayat Sepuluh Perintah Allah Nabi Musa. Di luar itu "tukang gunting" tim bebas menyunat. Beberapa bagian buku memang lebih banyak dipotong dibanding yang lain. Misalnya Kitab Exodus (Keluaran) dan Tawarikh I. Keduanya nyaris tinggal 30%. Injil Lukas dipotong 25%, sedang Kitab Ester dan Maleakhi dipakai 3/5nya. Sementara Injil Yohanes dan Markus masih bertahan 85%. Menurut Walsh, bagian yang paling sukar diedit adalah Wahyu dan Samuel 1. "Ini lantaran banyak rangkaian yang susah dipisahkan dalam cerita," katanya. Juga tergolong sukar digarap Kitab Obaja dan Yesaya. Digest masih memakai kata-kata khas kitab suci. Seperti langit sebagai kata lain dari surga, menghampiri untuk bersetubuh, atau mengenal, istilah lain dari menikah. Boleh dibilang 5% kata yang digunakannya termasuk baru, meski sedapat mungkin tim memakai istilah yang sudah dipakai di kitab itu sendiri. Ada bagian yang lalu terasa kurang puitis. Misalnya Kitab Yesaya. Bahkan ada yang jadi kurang menunjukkan keagungan. Tuhan di situ terasa kurang menekankan perintah, dan bicara dalam gaya lebih prosais, meski mungkin lebih gampang dimengerti. Misalnya ritah yang diberikar liepada Nuh. Ditulis, dalam Kejadian 6 : 14, 15 dan 21 (dari Bibel terbitan Lembaga Alkitab Indonesia): Buatlab bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir bahtera itu harus kau buat berpetak-petak dan harus kau tutup dengan pakal dari luar dan dtiri dalam. Beginilah engkau harus membuat bahtera itu tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya . . . Dan engkau, bawala bagimu segala apa yang dapat dimakan kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka. Dalam Bibel Digest, bila diterjemahkan Engkau harus membuat sebuah bahtera dari kayu gofir dan membalutnya dengan pakal. Buatlah dengan ukuran 450 kaki panjang, 75 kaki lebar dan 45 kaki tinggi. Juga bawalah segala macam makanan, cadangkan untuk kamu dan mereka. Namun ahli seperti Metzger tidak cemas. Bible baru itu dimaksudkan sebagai skedar tambahan, bukan pengganti yang rsmi. "Kami tidak berniat menhalangi orang membaca kitab suci kata Walsh. "Kami cuma menarik minat mereka yang biasanya tidak membacanya sama sekali." HANYA saja, ketika berita tentang proyek itu disebarkan, penerbit dihujani berbagai surat protes dan kecaman. Di tahun 1979 Rev. Jerry Falwell, tokoh fundamentalis yang banyak pengikut, menulis surat ke sana dan menyebut rencana itu "sebuah kesalahan serius". Falwell juga mencela Metzger sebagai telah melawan Wahyu 22:18-19. yang melarang menambah atau mengurangi "perkataan-perkataan dari kitab membuat ini." Pihak Digest sebaliknya mengatakan, ayat di atas itu "sebenarnya hanya menunjuk pada peringatan hal cipta", pada zaman ketika segala manuskrip ditulis dengan tangan. Falwell memang lalu menyatakan akan menulis serangkaian serangan dalam majalah gerejanya. Toh pujian bukan tak ada--juga dari kalangan rohaniwan. Tokoh Oral Roberts misalnya menganggap terbitan baru itu berhasil "memelihara arus umum Bibel." Untuk menawarkan kitab suci yan "tipis" itu, Reader's Digest akan berkampanye besar-besaran lewat iklan-yang sedikitnya akan menelan biaya US$ 100.000. Pembaca sendiri bisa mengukur kantung untuk mendapatkan buku itu. Ukuran standar, dengan gambar sampul matahari terbit di atas Gunung Sinai yang diselimuti debu, berharga US$ 16,95. Edisi mewah dengan sampul kulit US$ 24,95. Agak mahal memang, misalnya dibanding Bibel Protestan-Katolik Indonesia terbitan Lembaga Alkitab Indonesia yang Rp 3.000. Akan masuk ke sini, barangkali?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus