Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Musik dengan karakter udik

Pertunjukan musik rakyat a.s (american folk festival) di tim, dibawakan oleh tiga group, piedmont buckdanders, trio joe cormier dan kelompok valley ramblers. (ms)

9 Oktober 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BILA orkes istirahat, tapi ada hadirin yang masih ingin menghentak-hentakkan kaki, apa akal? Mula-mula hanya tepukan tangan yang ritmis. Kemudian, eh, tangan itu mulai menepuk yang lain. Paha, pundak, kadangkala dada. Itulah konon asal mula irama Jazz yang berkembang sekarang ini. Pada mulanya irama itu untuk mengiringi tari yang disebut buckdance--tari rusa jantan. Di Teater Terbuka, Taman Ismail Marzuki, 1 & 2 Oktober, musik dan tari itu dibawakan oleh Piedmont Buckdancers. Mereka Quentin 'Fris' Holloway dan John Dee Holeman, dua hitam dari Carolina Utara. Dan inilah pertunjukan yang disuguhkan oleh Usica--kantor komunikasi AS --di Indonesia, yang rupanya ingin menunjukkan akar-akar musik yang kini berkembang di negeri yang dijuluki "kuali adonan berbagai bangsa" itu. Kecuali dua musikus yang sekaligus penari kijang jantan itu, juga ada Trio Joe Cormier dan kelompok Valley Ramblers. Dua grup belakangan ini, menurut Joe Wilson, pembawa acara, mencoba mempertahankan 'kemurnian' musik country. Dengan kostum hitam-putih Trio itu mengawali pergelaran malam pertama. Biola gitar dan piano berpadu menggemerincingkan musik yang biasanya untuk mengiringi tarian. Biola yang dibawakan Joe Cormier melantunkan melodi yang kadang lincah merengek-rengek, ditingkah petikan gitar Edmond Boudreau yang memberi tekanan di tempat-tempat tertentu. Konon inilah warna gesekan biola asli Skotlandia, yang terdengar di zaman imigran Eropa berdatangan ke Amerika. Dan piano Joe Patenaude menggemakan latar belakang yang membentuk ruang. Sungguh memancing kaki bergerak, mengikuti biola dan gitar. Cormier dan Boudreau sendiri pun begitu. Untuk membuktikan bahwa musik memang untuk mengiring tari, muncul dua bersaudara Don dan Eileen Golden menghentak-hentak kaki mengikuti si Trio. Kadang pula hentakan kaki bersepatu itu terdengar sebagai suara keempat. Stepdance ini memang benar-benar hanya membutuhkan kedua kaki--sementara bagian badan dari pinggul ke atas tetap tegak. Tidak seperti dalam buckdance. Trio Joecormier digantikan Piedmont Buckdancers. Suara lenguhan John Dee Holeman diiring petikan gitarnya sendiri dan piano Quentin 'Eris' Holloway seperti mengeluhkan duka cerita moyang mereka, imigran Afrika. Dan seperti mengancam, atau putus asa, teriak Holeman "Kamu pun akan kalah, kau tak bisa menang terus-terusan" -- jreng, jreng, jreng .... Ada kesan antara gitar dan piano tak diselaraskan nadanya. Tapi efeknya memang ada, petikan gitar yang jauh lebih nyaring mendukung lenguh suara Holeman dengan klop. Tapi itulah, untuk isi lirik yang tidak mengeluh pun nada blues yang muram dan putus tetap saja tercangking. Maka agak janggal di telinga bila John Dee Holeman mengajak "sayang"-nya jalan-jalan dengan suara serak itu. "Kenakan rok putihmu sayang/Kita jalan-jalan malam ini." Kok seperti ajakan mau merampok. Suguhan blues kedua mereka diseling tarian kijang jantan itu tadi--oleh keduanya juga. SEBAGAI gongnya muncul kelompok Valley Ramblers dipimpin Red Rector, pemain mandolin. Ia didampingi Don Stover yang memegang banjo, Forrest Daugherty dengan biola, Wayne Henderson dengan gitar dan Carol Henderson dengan bas gitar. Permainan kelompok ini memang kompak, dan ketrampilan masing-masing tak diragukan. Kelincahan petikan Rector pada mandolin banyak dipuji para kritikus musik Amerika. Gesekan biola Daugherty memberinya berbagai hadiah dalam perlombaan. Suami-istri Henderson terkenal dengan rekaman petikan solo-gitarnya. Dan Don Stover, si banjois, adalah salah seorang yang melahirkan jenis country baru di tahun 50-an, yang kini populer disebut bluegrass (dari warna rumput di Negara sagian Kentucky, tempat musik ini dilahirkan). Adapun kekompakan itu terasa, karena instrumen-instrumen yang kebagian membawakan melodi selalu tampil, tidak tenggelam ditingkah yang lain-lain. Pula suara Daugherty atau Don Stover--bila mereka menyanyi -- selalu diberi kesempatan muncul. Suatu suguhan musik yang kaya, memang dan jelas fokusnya, begitulah. Musik-musik yang ditampilkan ini sesungguhnya tidak asing di sini. Di toko-toko kaset bisa dijumpai rekaman kelompok-kelompok musik country dan blues. Yang kemudian terasa bahwa yang tampil di Teater Terbuka memang bukan sembarangan, adalah karakter "udik" mereka--dan itulah sebenarnya yang menjadikan musik jenis ini kha dan berbobot--menempel dengan kuat Juga penjiwaan lirik-lirik yang mereka bawakan, yang tidak main-main. "Hatimu yang culas akan membuatmu menangis/Kamu akan menangis dan menangis, mengbarap lekas tertidur/Tapi tidur tak mau datang/Sepenuh malamHatimu yang culas akan mengganggumu dendang si penggesek biola Daugher dengan suaranya yang empuk besar, memelas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus