Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Antropolog Jelaskan Makna Politikus Genderuwo Jokowi

Antropolog UGM menerangkan soal makna frasa politikus genderuwo seperti yang diucapkan oleh Jokowi.

9 November 2018 | 18.21 WIB

Gaya Jokowi berkendara dengan sepeda motor bergaya street tracker. Dok Biro Pers Setpres.
Perbesar
Gaya Jokowi berkendara dengan sepeda motor bergaya street tracker. Dok Biro Pers Setpres.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah politikus genderuwo menjadi marak dibincangkan sejak pagi tadi, Jumat, 9 November 2018. Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dalam sebuah pernyataan, melontarkan frasa itu untuk menyindir para politikus yang acap menebarkan narasi menakut-nakuti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Antropolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Pande Made Kutanegara, mengatakan istilah genderuwo memang lazim diujarkan masyarakat Jawa untuk menjuluki orang dewasa yang doyan marah. Masyarakat Jawa, secara khusus orang-orang di perdesaan, menyebutnya sebagai 'poyokan' yang bermakna negatif.

"Genderuwo disamakan dengan buto, yang badannya besar, suka mengumbar angkara murka, suka marah. Sedikit sedikit marah," kata Pande saat dihubungi Tempo pada Jumat, 9 November 2018.

Kisah-kisah tentang genderuwo kerap disampaikan untuk menakut-nakuti anak kecil. Dalam konsep politik, anak kecil direpresentasikan sebagai sebagai masyarakat yang tak punya kekuasaan, miskin, dan kurang berilmu.

Jadi, genderuwo dalam konsep politik memang digambarkan sebagai orang berkekuasaan, tapi suka menakut-nakuti. Namun, momok genderuwo tak berlaku bagi masyarakat yang berilmu atau masyarakat kalangan tertentu.

Adapun dalam arti sebenarnya, genderuwo berasal dari bahasa Jawa kuno atau Kawi Gandharwa yang artinya raksasa. "Mahluk ini suka menakut nakuti manusia, karena bentuknya tinggi besar, hitam dan menyeramkan," kata Pande.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus