Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan enggan berkomentar soal ujaran Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyentil politikus nakal dengan sebutan politikus genderuwo. Ia emoh menimpalinya, baik dengan sanggahan maupun pernyataan setuju.
Baca: Ma'ruf Amin Setuju Jokowi Banyak Politik Genderuwo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya enggak suka ngomongin gituan," kata Hinca kepada awak media saat ditemui dalam acara pembekalan calon legislatif DPR RI Partai Demokrat pada Sabtu, 10 November 2018 di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hinca pun langsung meminta wartawan bertanya hal lain di luar kontroversi ujaran Jokowi. Namun, sebelum benar-benar mengakhiri pernyataannya, politikus asal Sumatera Utara ini mengungkit isi pidato Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta para calon presiden dan wakil presiden menarasikan persoalan-persoalan substansial.
"Seperti kata Pak SBY, mari kita bicara program," ujarnya. Hinca mengatakan bahasa kampanye seperti inilah yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Baca: Pidato Lengkap Jokowi Soal Politikus Genderuwo
Ia lantas menambahkan, capres dan cawapres sebaiknya memberikan pendidikan politik pada masyarakat. Caranya, kata dia, melalui penyampaian program-program yang telah dicanangkan bila nanti keduanya memenangi kontestasi pilpres 2019.
Di tempat yang sama, SBY menyampaikan wejangannya kepada pasangan capres. Presiden RI 2004-2014 itu mengimbau capres dan cawapres mengedepankan pembahasan dan pengejawantahan program-program yang akan digiatkan jika mereka terpilih sebagai presiden. Hal ini lebih baik ketimbang keduanya adu identitas, ideologi, dan paham.
Istilah politik genderuwo menjadi viral setelah Jokowi mengunakan istilah itu. Jokowi menyindir pelaku politik yang menebar propaganda menakutkan dengan sebutan politikus genderuwo. "Setelah takut, yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo," ujar Jokowi, Jumat, 9 November 2018.
Baca: Sandiaga: Mungkin yang Dimaksud Pak Presiden Ekonomi Genderuwo
Dalam mitos Jawa, genderuwo adalah sejenis makhluk halus berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan menakutkan. Antropolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Pande Made Kutanegara, mengatakan istilah genderuwo memang lazim diujarkan masyarakat Jawa untuk menjuluki orang dewasa yang doyan marah. Masyarakat Jawa, secara khusus orang-orang di perdesaan, menyebutnya sebagai 'poyokan' yang bermakna negatif.