Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Soal Politik Genderuwo, Timses: Jokowi Pancing Mereka Keluar

Pernyataan Jokowi soal politik genderuwo disebut sebagai cara untuk memancing elite yang kerap menebarkan ketakutan untuk keluar dari sarang.

9 November 2018 | 19.28 WIB

Ketum PSI Grace Natalie (kanan) didampingi Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni (kiri) pada jumpa pers di DPP PSI, Jakarta, 15 Desember 2017.  TEMPO/Dhemas Reviyanto
Perbesar
Ketum PSI Grace Natalie (kanan) didampingi Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni (kiri) pada jumpa pers di DPP PSI, Jakarta, 15 Desember 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf Raja Juli Antoni mengatakan, pernyataan politik genderuwo yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertujuan untuk memancing elit-elit yang gemar menebar ketakukan, kebencian, pesimisme, fitnah dan sejenisnya untuk keluar dari sarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Siapa mereka yang disebut melakukan politik genderuwo, nanti akan muncul dengan sendirinya karena 'panas'. Rakyat akan melihat, ini toh wajah-wajah genderuwo dalam bentuk lain," ujar Raja Juli Antoni lewat keterangannya pada Jumat, 9 November 2018.

Jokowi menyindir aksi para politikus yang gemar menyebar propaganda menakutkan sebagai politikus genderuwo saat membagikan sertifikat tanah di Tegal, Jawa Tengah pada Jumat, 9 November 2018.

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo," ujar Jokowi seperti dikutip dari bisnis.com, Jumat, 9 November 2018.

Genderuwa atau dalam pengucapan bahasa Jawa, Genderuwo adalah mitos Jawa tentang sejenis makhluk halus berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan menakutkan.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade menanggapi pidato Jokowi soal politik genderuwo tersebut sebagai bentuk kepanikan akibat angka dalam hasil survei yang tidak berkembang, dan ketakutan akan kalah pada pilpres 2019 mendatang.

"Beliau takut kalah karena survei beliau stuck, sehingga beliau menjadi sumber kegaduhan baru, dengan segala pernyataan beliau yang kontraproduktif ini," ujar Andre pada Tempo, Jumat, 9 November 2018.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus