Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu menanggapi kemenangan kotak kosong di sejumlah wilayah pada pilkada serentak 2024 sebagai refleksi untuk partai politik pengusung pasangan calon atau paslon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kok bisa dikalahkan oleh kolom kosong? Maka apa yang harus dilakukan ke depan itu akan menjadi koreksi,” kata Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Lolly Suhenty, kepada wartawan, di Grand Lagoi Hotel, Pulau Bintan, Riau, pada Selasa, 3 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lolly mengatakan kemenangan kotak kosong bukan hal baru dalam pemilu. Menurut dia, fenomena kekalahan calon kepala daerah melawan kotak kosong menjadi peristiwa yang harus dikoreksi oleh semua pihak. “Ini jadi tantangan bagi mereka yang berkontestasi,” ujarnya.
Merespons kabar kemenangan kotak kosong, Lolly meminta agar hasil dari sikap mayoritas pemilih tersebut dihargai. “Kita harus hormati berarti seperti itulah aspirasi masyarakat,” kata dia.
Sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum atau PKPU, kata Lolly, daerah yang dimenangkan oleh kotak kosong akan melakukan pemilihan ulang kembali satu tahun setelah pelaksanaan pilkada. Lolly mengatakan daerah yang bersangkutan harus melakukan persiapan untuk menyambut agenda tersebut. “Karena kan harus diulang setahun ke depan,” ujarnya.
Pilkada serentak 2024 diikuti oleh 545 daerah. Di antara jumlah tersebut terdapat 37 pasangan calon tunggal yang melawan kotak kosong. Berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, kotak kosong berhasil menang di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka.
Di Pangkalpinang, kemenangan kotak kosong itu mengacu pada hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei. Sesuai dengan hasil hitung cepat, kotak kosong meraih 57,55 persen suara. Sedangkan pasangan calon tunggaldalam pilkada Pangkalpinag, Maulan Aklil-Masagus Hakim, hanya meraih 42 persen suara.
Di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, kotak kosong meraih suara hingga 57,25 persen sesuai dengan hasil hitung cepat ataupun real count yang dilakukan Jagasuara2024. Pesaing kotak kosong, Mulkan-Ramadian, hanya meraih 42,75 persen suara.
Adapun di 35 daerah lain, meski kalah oleh pasangan calon tunggal, perolehan suara kotak kosong cukup signifikan. Misalnya dalam pilkada Brebes dan Banyumas, Jawa Tengah; serta di Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Hasil hitung cepat Charta Politika Indonesia menunjukkan kotak kosong meraih 41,80 persen suara dalam pilkada Brebes. Pasangan calon tunggal dalam pilkada Brebes, Paramitha Widya Kusuma-Wurja, hanya memperoleh 58,20 persen suara.
Dalam pilkada Banyumas, kotak kosong meraih 40,55 persen suara, sementara pasangan calon tunggal Sadewo Tri Lastiono-Dwi Asih Lintarti memperoleh 59,45 persen suara. Selanjutnya, dalam pilkada Pasangkayu, kotak kosong meraih 45,48 persen suara, sedangkan pasangan calon tunggal Yaumil Ambo Djiwa-Herny Agus mendapat 54,52 persen suara.
Eka Yudha Saputra, Servio Maranda, Novali Panji Nugroho, Hendrik Yaputra, dan Diananta P. Sumedi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.