Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

BEM FISIP Unair Dibekukan, KIKA: Seperti Kembali ke Era Soeharto

KIKA menilai pembekuan terhadap BEM FISIP Unair mencerminkan sikap otoriter seperti yang ada di era pemerintahan Soeharto.

28 Oktober 2024 | 08.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Karangan Bunga Prabowo - Gibran yang dibuat oleh BEM FISIP Unair. Foto: dok BEM Fisip Unair

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Pekerja Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik (KIKA), Rina Mardiana, mengatakan langkah Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) yang membekukan BEM mengingatkannya pada masa pemerintahan Soeharto yang berciri otoriter. Pembekuan ini merupakan imbas dari karangan bunga satire dari BEM FISIP Unair untuk Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Justru saya kalau melihat situasi seperti ini saya mundur kembali ke zaman pemerintahan Soeharto,” kata Rina dalam diskusi KIKA bertajuk ‘Meneropong Kebebasan Akademik di Era Pemerintahan Baru?’ yang digelar secara daring pada Ahad, 27 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebab, menurut Rina, adanya tekanan terhadap sikap kritis menunjukkan ketiadaan kebebasan akademik di kampus.

Dosen Institut Pertanian Bogor tersebut menilai pembekuan BEM merupakan efek domino dari pernyataan Prabowo yang meminta agar pihak-pihak yang tidak mau bekerja sama untuk tidak mengganggu pemerintahannya. “Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu,” kata Prabowo di acara rapat koordinasi nasional atau Rakornas Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan pada Kamis, 9 Mei 2024. 

“Efek dominonya kepada pimpinan peguruan tinggi yang harus senada dan tidak boleh berbeda dengan pemerintah,” kata Rina. Padahal, menurut dia, akademisi perguruan tinggi sebagai bagian dari kalangan intelektual memiliki peran penting dalam mengkaji dan mengevaluasi kebijakan pemerintah. 

Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ulayyah membenarkan bahwa organisasinya kini sedang dibekukan karena karangan bunga tersebut. “Betul, sejak Jumat 25 Oktober 2024 (dibekukan),” ucap Tufa kepada Tempo, Sabtu, 26 Oktober 2024. 

Dari foto yang disebar di sosial media, karangan bunga itu berbentuk persegi panjang dan terdapat foto Prabowo dan Gibran.  Bunga papam itu bertuliskan ‘Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi’.

Pada bagian bawah foto Prabowo ditulisi Ketua Tim Mawar. Sementara pada bagian foto Gibran ditulisi Admin Fufufafa. Selain itu, terdapat tulisan ‘Dari: Mulyono (B******n Penghancur Demokrasi)'.

Dekan FISIP Unair, Bagong Suyanto, menyebut akan bertemu BEM FISIP Unair pada Senin, 28 Oktober 2024. “Iya, Senin kami bertemu,” kata Bagong kepada Tempo, Ahad, 27 Oktober 2024.

Hanaa Septiana dan Sultan Abdurrahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus