Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Berbugil ria di chandragutti

Sekitar 100 ribu peziarah di chandragutti, india, sambil bertelanjang bulat memuja patung dewi renukamba. polisi yang melarang upacara bugil itu malah ditelanjangi termasuk para wartawan.

26 September 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DESA Chandragutti, India, mendadak ramai oleh suara genderang dan gemerincing alat musik lainnya. Sekitar 100 ribu peziarah berduyun-duyun ke sana untuk memuja patung Dewi Renukamba, sambil bertelanjang polos. Tak percaya? Para peziarah yang kebanyakan buruh tani Hindu dan berkasta rendah itu memang "berbugil ria", lambang solidaritas atas kesetiaan Dewi Renukamba terhadap suaminya. Menurut legenda, hiduplah seorang tokoh bijaksana bernama Jamadagni bersama Renukadevi istrinya, di kaki bukit kecil di Desa Chandragutti. Pada suatu hari, Renukadevi pergi mandi ke Sungai Varadha. Tatkala asyik menikmati dinginnya air, tiba-tiba datanglah beberapa orang suku setempat ke sana. Kontan "jakun" mereka naik-turun begitu melihat tubuh bugil yang mengkilat diterpa sinar matahari. Mereka pun berusaha menculik dan memperkosanya. Dalam keadaan telanjang bulat, Renukadevi terbirit-birit melarikan diri, menuju hutan, dan bersembunyi di sebuah gua kecil. Untuk kesetiaan ini, penduduk desa lalu memahat tiruan wanita telanjang di dinding gua. Tak lama kemudian, dibangunlah kuil sederhana di sekitar gua, dan orang pun memuja Renukadevi sebagai Dewi Renukamba. Tentu saja, pemerintah India berang dan bertindak keras terhadap pemujaan yang dianggap kurang senonoh itu. Keharusan untuk berpakaian lengkap dalam upacara akhirnya diberlakukan tahun lalu. Dan sepasukan polisi sengaja didatangkan ke desa untuk mengintimidasi penduduk dan menghambat masuknya para peziarah yang datang. Tapi apa lacur. Para peziarah yang kepalang bertelanjang itu menjadi marah. Mereka melawan hamba hukum yang jumlahnya tak seberapa itu, dan melemparinya dengan batu. Tak hanya itu. Beberapa polisi, baik lelaki maupun wanita, ditangkap dan ditelanjangi, serta dipaksa ikut melakukan upacara. Malah, para wartawan pun ramai-ramai dibugili. Merasa belum puas, penduduk Desa Chandragutti, yang jumlahnya 1.000 jiwa itu, melancarkan protes. "Kenapa kami dilarang berbugil, sementara koloni hippies di daerah Pantai Goa dibiarkan berkembang?" kata Veukatappa, 50 tahun, pemilik toko. "Kami tak sadar bahwa kami telanjang. Yang ada hanya rasa damai yang bersemayam dalam diri kami," ujar seorang pengikutnya. Desa Chandragutti akhirnya tenang kembali. Desa melarat, tapi dengan adanya upacara untuk Dewi Renukamba berhasil menangguk penghasilan US$ 20 ribu/tahun -- jumlah cukup besar bagi ukuran India. Biarpun dilarang pemerintah, mereka kabarnya akan melanjutkan upacara berbugil ria itu tahun depan, lantaran khawatir dikutuk oleh sang Dewi Renukamba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus