PARA 'formatir partikelir' mulai sibuk lagi. Mereka mulai
mereka-reka siapa akan menggantikan kedudukan siapa di
lingkungan atas. Itu terjadi pekan lalu, setelah keluar berita
dari Menlu Adam Malik sendiri bahwa ia -- dalam waktu dekat ini
-- akan melepaskan kursi Menlu. Ia akan bertukar jabatan sebagai
Ketua DPR-RI yang selama ini dipegang oleh K.H. Idham Khalid
dari Partai Persatuan (PPP).
Pernyataan penting itu disampaikan Adam Malik menjawab
pertanyaan koresponden The Straits Times, Singapura di Jerman
Barat, dan dimuat dalam edisi harian itu 1 September lalu.
Malik, yang kembali melakukan perlawatan ke luar negeri waktu
itu menjadi tamu resmi pemerintah di Bonn, ibukota Jerman Barat.
Selagi di sana, dia menghadiri suatu resepsi yang diadakan oleh
para Dubes se-ASEAN di Tuebingen, dalam rangka menyambut Pekan
Kebudayaan ASEAN yang diadakan oleh pemerintah Jerman Barat
(Republik Federasi Jerman -RFD) di kota itu.
Keterangan Menlu Adam Malik yang diberikan dalam resepsi itu,
agahlya bermula pada sebuah berita di majalah IVewsweek. Dalam
edisinya 22 Agustus lalu, mingguan berita internasional yang
sejak 20 Juni lalu diizinkan kembali beredar di Indonesia,
menyatakan "waktunya sudah tiba bagi Menlu Adam Malik untuk
menukar pekerjaannya." Dan menyebutkan bahwa Menhankam Jenderal
Maraden Panggabean akan menggantikan kursi Adam Malik -- paling
tidak sampai Maret tahun depan.
Dari Istana Negara, Jakarta pekan lalu juga, Jenderal Panggabean
(55 tahun) tak banyak memberi keterangan pada pers. Jenderal
yang disebut-sebut sebagai pengganti Adam Malik (60 tahun) itu
mengaku "belum tahu" tentang keputusan pengunduran rekannya itu.
"Saya belum mengerti. Saya kira bukan Adam Malik yang
menentukan," katanya. Dalam satu nafas, Menhankam Yanggabean
yang akhir-akhir ini selalu tampil sebagai Menlu ad interim
kalau Adam Malik berada di luar negeri, tak segera menjawab
ketika ditanya apa betul ia yang akan jadi Menlu. Bergaya
seorang diplomat, sang jenderal cuma mengulangi apa yang
dikemukakan Adam Malik kepada harian Singapura itu. "Itu tidak
dibantah, tapi Presiden bisa memegang jabatan tersebut. Ia tak
harus menunjuk orang lain," begitu Malik dikutip ketika ditanya
apakah jenderal Panggabean akan menggantikan kedudukannya.
Aturan Permainan
Keterangan yang dikemukakan jenderal Panggabean itu ada
benarnya. Adam Malik memang tak bisa menentukan jabatan yang
dikehendakinya. Tapi, sesuai dengan aturan permainan, jabatan
sebagai Ketua DPR itu harus datang asal usul sebagian besar
anggota DPR.
Tapi adakah beberapa fraksi di DPR diam-diam sudah mengusulkan
Adam Malik sebagai calon mereka? "Kelihatannya begitu," kata
seorang Menteri kepada TEMPO. "Cuma sayangnya Pak Adam itu agak
tergesa-gesa membocorkannya." Dalam resepsi di Tuebingen itu,
Adam Malik bahkan menyatakan bahwa perubahan kedudukannya itu
akan dimulai sepulang Menlu menghadiri Sidang Umum di PBB 29
September nanti.
Bisa dimengerti kalau Dubes Rl untuk Jerman Barat, Awaluddin
Jamin menjadi makin sibuk dibuatnya. Setelah reda menghadapi
para mahasiswa 'kiri' di Jerman Barat yang mendemonstrasl
pavilyun Indonesia di Tuebingen, dari Bonn sang Dubes dikabarkan
telah mentelex Jakarta. Dan keluarlah keterangan Awaluddin bahwa
Menlu Adam Malik "akan melepaskan jabatannya bila ia terpilih
sebagai Ketua MPR." Menurut Dubes Awal Adam Malik "merupakan
favorit untuk menduduki kursi ketua MPR."
Mengapa Dubes kita itu menyebut MPR dan bukan DPR belum lagi
diketahui. Sampai sekarang jabatan Ketua MPR masih dirangkap
oleh Ketua DPR. Tapi menurut Mensekneg Sudharmono, atas
pertanyaan pers beberapa hari lalu, kedua jabatan itu sebaiknya
dipisahkan.
Keterangan Sudharmono itu diberikan sesaat setelah DPP Golkar
menghadap Presiden di Jl. Cendana Sabtu pagi 3 September lalu.
Maka Presiden, seperti dikatakan Sudharmono, "telah menerima
permintaan dari DPP Golkar maupun Adam Malik pribadi untuk tetap
menggunakan haknya sebagai anggota DPR hasil Pemilu 1977."
Menurut UU yang berlaku, dengan sendirinya seorang anggota DPR
tak boleh merangkap jabatan sebagai menteri.
Apakah dengan masuknya Adam Malik sebagai anggota DPR itu
berarti Golkar juga menganggapnya sebagai calon favorit untuk
menjadi Ketua DPR? "DPP Golkar sudah lama memikirkan dan
mempertimbangkan untuk memperjuangkan Adam Malik sebagai
pimpinan DPR/MPR," kata Cosmas Batubara kepada Budiman S.
Hartoyo dari TEMPO Sabtu siang pekan lalu. Menurut ketua bidang
organisasi DPP Golkar itu, pilihan yang jatuh pada Adam Malik
itu dipandang tepat. Selain menjadi wakil ketua dewan pembina
pusat Golkar, Adam Malik juga adalah calon pada urutan pertama
Golkar untuk daerah pemilihan Sumatera Utara. "Ia cukup senior
dalam bidang politik, juga punya pengalaman dalam bidang
legislatif. Tahun 1945 dulu ia kan sudah jadi wakil ketua KNIP?"
kata Cosmas.
Sumiskum-Mashuri
Kalau Cosmas - yang terkenal amat hati-hati itu - sudah bicara
begitu meyakinkan, tak pelak lagi memang Adam Malik yang bakal
terpilih sebagai Ketua DPR. Selain suara Golkar mayoritas dalam
DPR, adalah Adam Malik pula yang kabarnya menjadi calon favorit
fraksi ABRI. Dari 460 kursi di DPR, Golkar menduduki 232 kursi.
Sedang fraksi ABRI yang diangkat punya 75 kursi. "Itu artinya
75% dari seluruh suara," kata wakil ketua DPR John Naro kepada
TEMPO Tak begitu jelas akan ke mana perginya Idham Khalid.
Akhir-akhir ini tokoh Islam itu tak bersedia ditemui oleh pers.
Tapi menurut Moh. Siddiq Sutomo, sekretarisnya, "pak Idham hanya
tertawa" ketika dia menanyakan soal itu. Mungkin bukan cuma
Idham yang bisa "tertawa." Menurut sumber di DPP Golkar,
kedudukan Adam Malik sebagai Ketua DPR akan didampingi pula
dengan seorang rekan Menteri lainnya. Menteri Penerangan Mashuri
(52 tahun), oleh sumber DPP Golkar itu, disebutsebut sebagai
calon kuat untuk menjabat Wakil Ketua DPR. Mashuri, yang
dikabarkan akan menggantikan kedudukan Sumiskum (53 tahun) itu,
sedang berada di Sala ketika berita ini diturunkan Minggu 4
September lalu.
Kalau memang benar Mashuri menjadi pilihan Golkar yang lain -
dan bersedia menjadi anggota DPR - dia sudah harus
berkemas-kemas untuk meninggalkan kursinya yang sekarang. Sebab,
sebagaimana lazimnya, dua hari setelah sidang pleno DPR yang
baru 1 Oktober bulan depan, akan mulai berlansung pemilihan
ketua dan pimpinan DPR lainnya.
Lalu siapa yang akan menggantikan Mashuri sebagai Menteri
Penerangan? Seperti halnya Adam Malik dengan Panggabean, maka
biasanya adalah Mensekneg Sudharmono yang tampil sebagai
jurubicara kabinet, bila Mashuri berhalangan. Dan sumber di DPP
Golkar itu juga menyebutkan adalah "pak Sudharmono yang
kelihatannya akan melanjutkan jabatan sebagai Menpen," katanya.
Tentu saja dengan catatan bahwa Sudharmono (50 tahun) akan tetap
memegang jabatan Mensekneg.
Sementara itu di "luaran" timbul dugaan macam-macam. Antara lain
tentang wajah-wajah lama yang akan menduduki jabatan baru. Salah
satu yang menarik adalah disebut-sebutnya Menteri Perhubungan
Emil Salim (47 tahun) sebagai calon kuat untuk menjadi Menteri
Penerangan. "Tapi itu baru nanti, setelah pemilihan Presiden di
bulan Maret tahun depan," kata seorang Menteri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini