Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua akibat kerusakan hutan di Gunung Cycloop.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi para masyarakat menebang pohon untuk kayu bakar dan pembukaan perkebunan liar," kata Sutopo di kantornya, Jakarta Pusat pada Ahad, 17 Maret 2019.
Sutopo menuturkan, sejak September 2018, BNPB sudah mengirimkan 2.000 bibit pohon untuk ditanam di kawasan Gunung Cycloop. Bahkan, BNPB juga sudah memperingatkan Pemerintah Daerah Jayapura agar berhati-hati dengan ancaman banjir bandang.
Selain faktor manusia, faktor turut menyumbang terjadinya bencana. "Hujan sangat ekstrem, dengan kecepatan mencapai 235,1 milimeter per jam," kata dia.
Banjir bandang di Sentani terjadi setelah hujan yang berlangsung selama 8 jam terus menerus. BNPB mencatat hingga Ahad, 17 Maret 2019 sekitar pukul 15.00 WIB, 58 orang tewas akibat banjir bandang yang menerjang Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua.
Dari 58 orang yang meninggal dunia, 39 jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Papua, 7 jenazah di RS Marthin Indey, dan 5 jenazah di RS Yowari. "Sedangkan tujuh jenazah lainnya berada di rumah sakit di Kota Jayapura," ujar Sutopo.