Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bukan seragam kue lapis

Seragam polisi berganti warna, celana cokelat tua dan hem cokelat keabu-abuan. ide penggantian warna dari kapolri moch. sanoesi. karena belum biasa ada yang menyebutnya sebagai seragam tukang parkir.

13 Oktober 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH 27 tahun melekat di badan, tepat pada hari ABRI 5 Oktober ~lalu, seragam polisi beralih warna. Kini, Pak Polisi memakai celana cokelat tua dan hem cokelat keabu-abuan. Penggantian ini adalah tahap terakhir salin baju yang sudah dilakukan sejak 1 Juli 1989. Waktu itu, hanya Pakaian Dinas Upacara (PDU) yang diganti warna cokelat tua, tapi kini Pakaian Dinas Harian (PDH) dan Pakaian Dinas Lapangan (PDL) pun sudah ditukar. Ide untuk salin warna ini datang dari Kapolri Mochamad Sanoesi. Setelah membandingkan dengan seragam polisi di beberapa negara, Kapolri merasa bahwa seragam warna cokelat susu yang sudah dipakai sejak 1963 itu perlu diubah. Maka, tim Litbang (penelitian dan pengembangan) Polri mengadakan penelitian warna seragam sejak 1986. Tim terdiri dari psikolog, psikiater, perancang mode, dan ahli tekstil. Setelah bekerja dua tahun, tim memilih warna seragam polisi cokelat tua tadi. Namun, penggantian pertama baru dilaksanakan pada Juli tahun lalu. Perubahan sera~gam 172 ribu an~ota polisi dan polwan jelas menelan biaya yang tidak kecil. Setiap tahunnya mereka mendapat jatah dua setel seragam untuk tiap jenis. Ada tiga harapan dilimpahkan pada warna seragam baru ini. Untuk memperbarui tekad dan gairah polisi, menimbulkan efek wibawa, dan dari segi estetika dianggap lebih indah dan nyaman. Pertimbangan warna-warna seragam yang sudah ada di angkatan lain, menurut Sanoesi, juga mempengaruhi warna yang dipilih sekarang. Warna biru misalnya, sudah diambil oleh TNI AU. "Hem diambil warna cokelat keabu-abuan supaya cocok dengan celananya. Kalau celana cokelat dan hem biru, kan bisa seperti kue lapis," kata Sanoesi. Mungkin karena belum biasa, banyak yang kaget dengan seragam baru ini. "Kok Seperti seragam tukang parkir," ujar beberapa warga Jakarta. Lain lagi yang dialami Letnan Satu Yusmery Ginting dari Sumatera Utara. Pekan lalu, ia berkali-kali harus menjelaskan bahwa itu bukan seragam pegawai bea cukai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus