Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Cerita Jokowi Pernah Dilarang ke Nduga Papua karena Soal Keamanan

Jokowi bercerita ia pernah dilarang ke Nduga, Papua oleh Panglima TNI, Kapolri dan Kepala BIN. Tapi Jokowi kukuh ingin ke sana.

7 Desember 2018 | 16.21 WIB

Presiden Jokowi berjalan bersama Ibu Negara Iriana Jokowi yang tengah menggendong seorang anak di sela peresmian Monumen Kapsul Waktu di Kabupaten Merauke, Papua, Jumat, 16 November 2018. Lokasinya yang dekat Bandara Mopah akan menjadikan Monumen Kapsul Waktu sebagai landmark baru kota Merauke yang dapat dilihat saat pesawat mendarat. Foto: Biro Pers Setpres
Perbesar
Presiden Jokowi berjalan bersama Ibu Negara Iriana Jokowi yang tengah menggendong seorang anak di sela peresmian Monumen Kapsul Waktu di Kabupaten Merauke, Papua, Jumat, 16 November 2018. Lokasinya yang dekat Bandara Mopah akan menjadikan Monumen Kapsul Waktu sebagai landmark baru kota Merauke yang dapat dilihat saat pesawat mendarat. Foto: Biro Pers Setpres

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bercerita saat dia mengunjungi Kabupaten Nduga, Papua, 2016 lalu. Ia mengungkapkan niat ini sempat dicegah oleh Panglima TNI saat itu Jenderal Gatot Nurmantyo, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian, dan Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Budi Gunawan dengan alasan kondisi Nduga yang rawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pak, bapak jangan ke sana, daerah ini memang masih kondisi yang perlu pendekatan," kata Jokowi menirukan larangan yang ia terima saat menerima Peserta Konferensi Mahasiswa Nasional di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat, 7 Desember 2018.

Meski mendapat peringatan terkait keamanan Nduga, Jokowi berkukuh tetap ingin ke sana. "Saya sampaikan saat itu 'Enggak, saya mau ke Nduga, naik helikopter ke sana, dua hari lagi mau ke sana'," ujarnya.

Namun lagi-lagi Panglima TNI, Kapolri, dan Kepala BIN meminta Jokowi mengurungkan niatnya ke Papua saat itu. Seperti sebelumnya, Jokowi berkeras tetap ingin ke sana.

"'Saya perintahkan 'pokoknya saya dua hari lagi mau ke sana. Urusan keamanan, urusanmu, urusanmu, urusanmu'," ucapnya kepada ketiga kepala lembaga tersebut.

Akhirnya keinginan Jokowi untuk menengok langsung kondisi Nduga, Papua terlaksana. Saat itu ia terkejut dengan kondisi Nduga yang tertinggal dibanding daerah lain.

"Saya masuk ke Nduga. Bayangkan saudara-saudara, aspal saja tidak ada. Saya mau ketemu rakyat kita yang di sana. Apa jawaban bupati? 'Pak, rakyat kita ada di distrik-distrik, kalau mau ke sana butuh 6 jam jalan kaki'," kata Jokowi.

Akhirnya Jokowi memutuskan untuk menemui masyarakat Nduga yang berada di dekatnya sekaligus mengunjungi pasar di sana. Namun kondisi pasar di sana sangat sepi. "Saya mau lihat pasar, hanya ada mungkin 80 sampai 90 orang," tuturnya.

Belakangan Kabupaten Nduga menjadi sorotan. Pasalnya kelompok bersenjata di sana membunuh pekerja proyek Trans Papua.

Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian menyebut 19 orang pekerja dan satu personel TNI tewas akibat diserang kelompok pimpinan Egianus Kogoya itu.

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus