Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Cerita Mahasiswa Asing UGM Belajar Bahasa Indonesia, Ada yang Sengaja Datang dari AS

INCULS UGM adalah salah satu lembaga yang penyelenggara pembelajaran program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

20 Oktober 2023 | 08.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia di UGM. Dok. UGM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bahasa Indonesia membuat Dobri Tsvenatov Bugov mendapatkan peluang untuk menempuh pendidikan lebih tinggi. Mahasiswa asing asal Bulgaria di Universitas Gadjah Mada atau UGM itu kini tengah menempuh pendidikan Doktoral Ilmu Antropologi Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kisahnya dengan bahasa Indonesia bermula saat ia mempelajarinya di pendidikan S1 Kajian Asia Tenggara di Universitas Sofia Bulgaria. Saat itu, pria 29 tahun itu ditawari mata kuliah pilihan di kampusnya, antara lain mata kuliah bahasa dan sastra Korea atau mata kuliah bahasa dan sastra Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikarenakan mata kuliah Bahasa Indonesia memiliki kredit 4 SKS, akhirnya Dobrin menjatuhkan pilihan ke Bahasa Indonesia. “Pertama kali bergabung, dulu minatnya pada bahasa Korea. Saat ada kelas budaya dan bahasa oleh KBRI Bulgaria, saya pilih daftar bahasa Indonesia karena 4 SKS,” kata dia saat mengisi talkshow Menduniakan Bahasa Indonesia melalui BIPA, Kamis, 19 Oktober 2023, seperti dikutip dari laman UGM.

Setelah mengikuti mata kuliah bahasa dan sastra Indonesia, Dobrin semakin tertarik dan akhirnya mendaftar kuliah S2 Ilmu Hubungan Internasional di Fisipol UGM pada 2019. Usai menyelesaikan studi magister, Dobrin mendapat beasiswa untuk melanjutkan Pendidikan S3 di prodi Antropologi FIB UGM.

“Sampai sekarang saya tidak pernah menyesal ambil bahasa Indonesia, banyak peluang membuat saya bisa berkembang . Saya sangat bersyukur,” kata Dobrin.

Cerita berbeda datang dari Andrew Mulabbu, 40 tahun asal Uganda. Ia mulai mengenal bahasa Indonesia sejak 2008 karena mendapat beasiswa Gerakan Non Blok untuk melanjutkan Pendidikan S2 di prodi Penginderaan Jarak Jauh Fakultas Geografi UGM. Karena belum fasih bahasa Indonesia, ia diharuskan ikut kursus Bahasa Indonesia selama satu tahun di Lembaga Indonesian Culture and Language Learning Service (INCULS) FIB UGM.

“Saya masih ingat membawa kamus tebal Bahasa Indonesia kemana-mana,” kata Mahasiswa S3 Prodi Geografi UGM.

INCULS UGM adalah salah satu lembaga yang penyelenggara pembelajaran program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Di lembaga ini, mahasiswa asing yang ingin menempuh pendidikan sarjana hingga pascasarjana diwajibkan mengikuti kursus Bahasa Indonesia.

Lembaga ini juga menjadi tempat bagi peneliti dari luar yang ingin belajar Bahasa Indonesia dan sengaja belajar bahasa Indonesia. Tak hanya diajarkan bisa bertutur dengan bahasa Indonesia, mereka yang belajar di INCULS diajak bisa mengenal lebih dekat dengan budaya dengan berlatih gamelan hingga tari tradisional.

Seperti Anne Harvey, 71 tahun asal Amerika Serikat. Ia mengaku datang jauh-jauh ke UGM karena ingin belajar dan fasih bicara Bahasa Indonesia.

“Kalau mereka (mahasiswa asing) belajar bahasa karena ingin kuliah, kalau saya memang betul mau belajar bahasa,” kata Anne.

Saat datang ke UGM pada 2015, Anne mengaku senang banyak rekan mahasiswa dan dosen di UGM yang berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dengannya. Namun begitu, ia tetap ingin mereka mengajarkan padanya berbicara Bahasa Indonesia. “Semua orang mau berbicara bahasa Inggris, mereka mau latihan bahasa Inggris, tentu saja, saya juga mau belajar Bahasa Indonesia,” kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus