Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal capres PDIP, Ganjar Pranowo, mengklaim bahwa ia bukanlah sosok yang abu-abu dalam menentukan keputusan. Hal tersebut disampaikan Ganjar ketika menjelaskan simbolisasi dirinya mengenakan pakaian kemeja bermotif garis lurus dengan warna hitam dan putih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kenapa Hitam putih (baju)? Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu ketika kita bersikap pada sebuah keputusan yang sulit," katanya di hadapan ratusan relawannya dalam agenda Silahturahmi 1 Muharram 1445 Hijriah di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Kamis, 19 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ganjar menegaskan seseorang harus dapat bersikap dengan memilih, apakah itu hitam atau putih. "Anda harus pilih yang mana," ujar Ganjar kepada relawan-relawannya.
Ia pun berharap para pendukungnya itu juga menerapkan sikap yang jelas, sama seperti dirinya. "Saya yakin yang hadir di sini sudah memilih sikap itu, mudah-mudahan kita sama," kata dia.
Ganjar mengaku motif bajunya itu diberikan oleh Presiden RI, Joko Widodo alias Jokowi saat pertemuan keduanya berlangsung. Ganjar menceritakan bahwa Jokowi menyodorkan kertas. Jokowi, kata Ganjar, saat itu mengatakan bahwa hal tersebut bagus. “Pak Ganjar mungkin ini bagus," ujar Ganjar menirukan Jokowi.
Ganjar pun melihat kertas yang diberikan Jokowi. Ganjar mengaku sempat membolak-balik kertas tersebut. "Saya lihat, saya bolak, saya balik," kata dia.
Menurut Ganjar, apa yang ia bolak-balikkan itu rupanya hal yang bagus yang ia gunakan saat ini. "Karena apa yang bagus itu adalah baju yang saya pakai ini," katanya disambut sorak sorai relawannya.
Ganjar juga mengungkapkan momen pertemuannya saat itu dengan Jokowi. Ia banyak belajar dari orang nomor 1 di RI itu.
Kata Ganjar, Jokowi merupakan sosok yang mengingat dan rendah hati serta menjaga hubungannya dengan simpul relawan pendukungnya. "Beliau sangat detail sekali dan berbicara satu per satu dari kelompok relawan yang pernah ada," kata Ganjar.
Ia mengaku banyak belajar dari Jokowi lantaran mantan Wali Kota Solo itu ramah dan tak putus berkomunikasi dengan para relawan hingga tahun ke-10 sebagai presiden pada tahun depan. Karena itulah, menurut Ganjar, hubungan Jokowi dengan simpul relawannya adalah sebuah hubungan besar dalam lanskap politik nasional. "Di mana nama relawan kemudian diperhitungkan dalam sebuah politik Indonesia," ucapnya.