Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Daniel Dan Ipiems-nya

Perkembangan institut pendidikan ilmu eksakta menengah surabaya, didirikan oleh daniel hadi pada th 1969. bermula dari pelayanan les privat bagi siswa sma lalu menjadi bimbingan tes universitas. (pdk)

28 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMPUS itu berpagar seng. Cukup luas. Sebuah gedung bertingkat dua, berwarna krem, terdiri dari 19 lokal dengan daya tampung tiap lokal 30 orang. Kampus IPIEMS (Institut Pendidikan Ilmu Eksakta Menengah Surabaya) di Jalan Menur ini, persis berdampingan dengan kampus Fak. Teknik Sipil ITS, memang mirip sekolah formal. Yang mungkin membedakan IPIEMS dengan sekolah folmal, adalah suasananya. Di sebuah kelas pada suatu hari misalnya, diberikan pelajaran matematika. Tak tampak ketegangan dan kerutan dahi pada diri para siswa. Bahkan sekali-sekali terdengar gelak. IPIEMS didirikan oleh Daniel Hadi, pada 1969. Tapi sebenarnya Daniel telah membuka kegiatan iri sejak 1966, dengan nama Kursus Daniel. Waktu itu masih kecil-kecilan dan hanya memberikan les privat. Seirama dengan perkembangan aman, pada 1973 IPIEMS mengubah diri menjadi bimbingan tes (BT) dengan segala kesibukannya. Ternyata Daniel sukses. Dari Surabaya IPIEMS menyebar ke Jakarta, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bandung, dan Malang. Di IPIEMS pusat saja, siswa yang tercatat kini sebanyak dua ribu. Perkembangan personalianya pun pesat. Kini ada 150 karyawan, di antaranya 45 tenaga pengajar, 35 tenaga penelitian dan pengembangan (Litbang), sisanya merupakan tenaga administrasi. Dan 100 di antaranya adalah sarjana berbagai bidang. Bahkan IPIEMS kini mempunyai seorang doktor psikologi. Tugas sang doktor, antara lain, menganalisa hubungan antara IQ (tingkat kecerdasan) siswa dan prestasi belajarnya, dan kemungkinannya diterima di PP I. Penghasilan karyawan per bulan berkisar antara Rp 50 ribu hingga Rp 400 ribu. Biaya menjadi peserta IPIEMS cukup mahal. Paling murah program sebulan, Rp 69 ribu. Sedangkan untuk program 10 bulan Rp 311 ribu. Dari uang itulah IPIEMS mengembangkan diri. Litbangnya selalu mencoba mencari metode, belajar-mengajar yang pas. Pun selalu mencoba menyusun soal-soal yang benar-benar bisa mengetes kemampuan siswa, bukan sekadar agar siswa bisa mengerjakan tes proyek perintis. Di sini, lain daripada di BT yang lain, memang ada sistem. Misalnya, ada pengelompokan peserta menurut hasil tes IPIEMS sendiri: yang lemah dengan yang lemah, yang pandai dengan yang pandai. Selain untuk menentukan cara belajar-mengajar, juga untuk menentukan guru yang mana yang sebaiknya membimbing mereka. Masih pula siswa diberi kesempatan menolak guru. Bila minimal 60% jumlah siswa tak menerima guru tertentu, guru diganti. Menurut Daniel, 39 tahun, peserta IPIEMS yang diterima di PP I berkisar antara 70-80%. Ini berkat Litbang yang konon tiap tahun menghabiskan anggaran sekitar Rp 125 juta (salah satu hasilnya antara lain Kurikulum 1975 yang disistematiskan kembali hingga gampang dipelajari sendiri oleh siswa). Dan IPIEMS punya pula tim evaluasi, yang tugasnya selalu mengontrol perkembangan siswa maupun guru. Maka tak hanya siswa yang harus terus belajar, tapi juga guru. "Saya yakin lembaga kontrol seperti itu tak ada di sekolah biasa," kata Daniel bangga. Kepercayaan masyarakat kepada IPIEMS memang berkembang. Sudah dua tahun belakangan ini lembaga bimbingan tes ini diminta pula oleh Ditjen Pengairan Dep. PU membina karyawan yang akan dikirim ke Lembaga Pendidikan Pekerjaan Umum yang ada di ITB, ITS, dan Undip. "Wah, bapak-bapak yang usianya rata-rata di atas 30 tahun itu kembali membuka buku lama maka kami harus lebih telaten mengajarnya dibanding mengajar anak-anak SMA," tutur Daniel pula. Sejak tahun lalu IPIEMS membuka pula bimbingan buat siswa kelas I, II, dan III SMP. Juga untuk kelas I SMA (biasanya yang masuk adalah siswa yang ingin bisa masuk jurusan IPA), dan kelas II SMA. Tapi memang peminat bimbingan SMP dan kelas I SMA belum banyak. Ongkos bimbingan untuk siswa SMP dan kelas I SMA pun murah, per bulan per kelompok cuma Rp 20 ribu. Lama bimbingan 3 bulan. "Di bimbingan untuk SMP dan kelas I SMA hanya mengulang pelajaran sekolah yang belum dipahami siswa," kata Ambari, kepala Bagian Pengajaran IPIEMS. Yang elok lagi, dua bulan yang lalu IPIEMS membuka pula bimbingan buat siswa kelas VI SD. Untuk apa? "Membantu menghadapi EBTA dan tes masuk SMP," tutur Daniel. Ini, konon memenuhi permintaan sejumlah orangtua yang punya anak di SD, yang ingin memberikan pelajaran tambahan bagi si anak. Bagaimana dengan anak-anak yang susah belajar, yang ketika masa bimbingan habis ternyata belum memenuhi syarat? Pihak IPIEMS akan menugaskan guru memberikan tambahan pelajaran atas tanggungan Institut. Tapi, IPIEMS pun tak sepi dari kesulitan. Yang dianggap cukup berarti ialah bila peserta bimbingan ternyata hanya ikut-ikutan teman, atau iseng. Itu menyulitkan para pengajar. "Sebab, mereka memang tak mau belajar, maunya ikut bimbingan dan diterima di PP I tanpa usaha sendiri," kata Drg. Toto Medyanto, yang telah 4 tahun menjadi guru di sini. Untuk mengatasi itulah perlunya seorang doktor psikologi di sini. Dengan sarana dan prasarana yang kini dimilikinya, IPIEMS merencanakan tahun ajaran baru 1983 ini akan membuka SMA. Dan telah disediakan gedung bertingkat tiga yang dibangun di depan gedung bertingkat dua sekarang, yang direncanakan selesai Agustus nanti. Namun belum jelas apakah IPIEMS kelak akan membuka bimbingan untuk anak TK.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus