Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Dari Kelelawar Sampa Ulat

Arya Sidharta dan Komala Widyarta dari SMAN II Surabaya meraih pemenang I, Wisnu Utomo dari SMAN Yogya, pemenang II dan Herman Meteray serta Andre Liem pemenang III. (pdk)

22 Agustus 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AWAS, jangan sampai menabrak. Itulah hasil penelitian Arya Sidharta dan Komala Widyarta (dua-duanya siswa kelas I SMAN II, Surabaya) yang meraih hadiah I. Ketika kecelakaan di jalan raya seperti meningkat akhir-akhir ini, alat yang ditawarkan memang menarik perhatian: indera elektronik, pencegah kecelakaan. Prinsipnya, untuk menjaga jarak antara kendaraan satu dengan lainnya, hingga apabila yang di depan berhenti mendadak, yang di belakang tak menubruknya. Gagasan ini menurut Arya, anak seorang karyawan PT Kimia Farma Ja-Tim, diilhami oleh kelelawar, yang memekikkan gelombang elektronik, untuk mengetahui rintangan di depannya. Tapi mobil yang dipasangi alat ini, bukannya akan berbelok sendiri apabila hendak menabrak sesuatu di depannya. Tapi, apabila jarak dengan mobil di depannya berbahaya, lampu peringatan akan menyala. Menurut dewan juri, kecuali penyajian sebagai karya tulis baik, juga gagasan ini orisinal. Pemenang kedua karya Wisnu Utomo, kelas III IPA SMAN Wates, Yogyakarta. Yang ditulisnya adalah masalah yang dilihatnya sehari-hari di lingkungannya: pembuatan ragi tempe dan pembuatan tempe benguk. Dengan percobaan-percobaannya sendiri selama satu bulan lebih, akhirnya putra seorang guru SMP di Wates ini menemukan cara yang lebih cepat dengan hasil yang lebih bagus. Meski hal ini belum terbukti dalam satu produksi massal, tapi alasan-alasan ilmiahnya rupanya sangat meyakinkan juri. Pemenang ketiga berasal dari kelas II IPA SMAN 414, Jayapura. Dua sahabat karib Herman Meteray dan Andre Liem, meneliti kehidupan tambelo - ulat yang muncul dari pohon bakau yang membusuk, dan menjadi makanan pokok penduduk pantai Irian Jaya. Mengapa orang-orang tua itu suka makan tambelo? Kecuali ulat ini mengandung kadar protein cukup tinggi, binatang sejenis ulat ini pun mengangung senyawa kapur dan fosfor. Dan kedua senyawa terakhir itu mampu menyembuhkan sakit tulang belakang yang biasanya menjangkiti orang tua. Untuk penulisan karyanya ini mereka berdua menginap tiga hari tiga malam di hutan bakau, 7 km dari Kota Jayapura. Bagaimana rasa ulat ini "Rasanya seperti super mie dicampur jeruk," kata Andre Liem, anak seorang mualim keturunan Cina itu, sembari ketawa. Adapun dewan juri, seperti tahun-tahun sebelumnya, diketuai Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution, Rektor IPB. Dalam wawancara dengan para finalis sebentar-sebentar Andi Hakim tersenyum. Rupanya senang, para peserta lomba makin bermutu. Tapi tetap saja, peserta dari Jakarta sendiri, sangat kurang: kali ini cuma enam orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus