Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Debat Pilkada Jawa Timur, Khofifah Bantah Masyarakat Madura Termarginalkan

Luluk menanyakan hal itu pada saat segmen tanya-jawab debat Pilkada Jawa Timur yang digelar di Graha Unesa Surabaya, Jawa Timur.

19 Oktober 2024 | 09.17 WIB

(dari kiri) Pasangan calon gubernur Khofifah Indar Parawansa dan calon wakil gubernur Emil Dardak dalam debat perdana Pilgub Jatim 2024 pada Jumat, 18 Oktober 2024. Foto: Tangkapan layar YouTube/KPU Jawa Timur
Perbesar
(dari kiri) Pasangan calon gubernur Khofifah Indar Parawansa dan calon wakil gubernur Emil Dardak dalam debat perdana Pilgub Jatim 2024 pada Jumat, 18 Oktober 2024. Foto: Tangkapan layar YouTube/KPU Jawa Timur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Jawa Timur Luluk Nur Hamidah menyatakan masyarakat Madura merasa bukan bagian dari Jawa Timur karena kesenjangan ekonomi. Pernyataan Luluk di debat Pilkada Jawa Timur 2024 ini pun dibantah calon lainnya, Khofifah Indar Parawansa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Luluk menanyakan hal itu pada saat segmen tanya-jawab debat yang digelar di Graha Unesa Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 18 Oktober 2024. Luluk menanyakan pertanyaan soal demografi, kemiskinan, dan kesenjangan. Dirinya pun ingin mengetahui tanggapan Khofifah soal masyarakat Madura yang dinilai termarjinalkan dari daerah lain di Jatim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya sering ke Madura dan mereka bertanya, 'Bu, Madura ini masih bagian dari Jawa Timur atau tidak?' Mereka merasa termarjinalkan. Apa langkah-langkah yang akan ibu lakukan untuk meningkatkan posisi dan status kesejahteraan masyarakat Madura?," tanya Luluk Nur Hamidah pada Khofifah saat debat.

Khofifah pun menjawab bahwa ada banyak infrastruktur yang dibangun untuk masyarakat Madura pada masa kepemimpinannya periode 2021-2024. Seperti pelabuhan jangkar di Situbondo yang menghubungkan beberapa daerah di Madura dan sekitarnya.

“Pelabuhan itu melayani kepulauan Madura seperti Gili Iyang dan Masalembu. Itu inisiasi kami untuk mempermudah akses,” jawab Khofifah.

Selain itu, Khofifah mengatakan bahwa dirinya dan Emil Dardak juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada 22 pulau di Sumenep, Madura. Dirinya juga mengaku rutin mengirim dokter spesialis lewat kapal di pulau-pulau Madura yang terpencil. “Setahun ini bahkan empat kali mengirim dokter spesialis,” tutur Khofifah.

Selain itu, bantuan air bersih juga diakui rutin dikirim ke Madura. Terutama saat musim kemarau untuk masyarakat yang terdampak krisis air.

Oleh karena itu, Khofifah menilai bahwa dirinya telah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Madura. Dia pun tidak merasa mengabaikan masyarakat Madura.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus