MULA-MULA ia melamar kerja. Ditolak. Lalu ia marah, merasa "terluka perasaan"-nya. Kemudian ia menuntut di pengadilan, dan menang. Pekan lalu Steven Rowan, pria Inggris berusia 26 tahun yang marah itu, mendapat uang sekitar Rp 18.900,00. Ceritanya begini, Agustus silam Steven melamar kerja di sebuah toko di Glasgow, Inggris. Ditolak, karena lowongan kerja itu khusus untuk wanita. Maklum, bidang pekerjaan yang ditawarkan menjual pakaian dalam wanita. Manajer toko berpendapat, seorang pria apalagi masih muda - tak cocok ditempatkan di bidang itu. Sementara itu, Steven juga punya pendapat. Ia merasa bahwa bakatnya di situ, ya itu tadi, menjual pakaian dalam wanita. Ia merasa bahagia melayani wanita. Steven pun berjanji tak akan ikut campur di bagian pengukuran para calon pembeli. Pihak toko bersikeras menolaknya. Maka, Steven pun menggugat ke pengadilan, menuduh pengelola toko melakukan diskriminasi, yang menyebabkan perasaannya sangat terluka. Hakim berpendapat, Steven benar. "Steven dapat saja hanya melayani bagian penjualan, dan bagian pengukuran dilakukan oleh cewek," kata hakim. Manajer toko tak naik banding. Konon, karena besarnya tuntutan dianggap tak seberapa, dibandingkan kerugian yang terbayang bila Steven jadi bekerja di tokonya. Pengelola toko ini tentu maklum, para ibu dan gadis akan sungkan mengatakan kepada Steven barang yang hendak dibelinya. Takut diledek, misalnya kok kecil amat, atau, kok gede sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini