Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Seorang dosen peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia atau UPI Asep Bayu Dani Nandiyanto dan tim risetnya, ikut masuk dalam daftar World's Top 2% Scientist 2023. Profesor termuda di UPI itu merupakan pakar teknologi partikel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sudah tiga tahun berturut-turut masuk daftar,” kata Asep, Selasa 24 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut keterangan dari UPI, Asep Bayu merupakan profesor dari Program Studi Kimia di Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fokus risetnya di bidang teknologi partikel yang diterapkan dalam bidang sains, rekayasa dan pendidikan. Beberapa riset yang dilakukannya, seperti nanoteknologi sejak 2004, fotokatalis dan absorben limbah sejak 2005.
Penelitian lain diantaranya tentang partikel magnetik sejak 2013 dan re-use agricultural waste. Kemudian pendidikan sains dan teknologi sejak 2017 dan metal organic framework dari 2018. Publikasi ilmiahnya di Scopus per 14 Oktober 2023 sebanyak 371 buah dengan h index 38.
Asep Bayu bersama tim Nandiyanto Research Group (NRG) tergolong produktif. Setiap tahun rata-rata menghasilkan 40-60 publikasi artikel ilmiah di jurnal Scopus. Beberapa artikelnya sudah disitasi lebih dari seratus kali oleh para peneliti di dunia. Elsevier merilis pemutakhiran daftar 2% ilmuwan paling berpengaruh di dunia pada 4 Oktober 2023.
Soal produktivitas risetnya yang dipublikasi di jurnal ilmiah, menurut Asep, karena para mahasiswa bimbingannya dari S1 hingga S3 bersemangat membuat laporan. “Setelah pandemi Covid-19 produktivitasnya mencapai 40-60 artikel ilmiah,” ujarnya. Adapun target awalnya cukup sebuah jurnal per bulan.
Dari teknologi partikel itu risetnya bisa dikembangkan ke berbagai jenis topik dan material terkait dengan struktur, pembuatan dan penyusunan ulang partikel. Selain bisa digunakan untuk aplikasi atau terapan untuk produk tertentu misalnya dari pemanfaatan limbah organik, risetnya dipakai Asep untuk membuat artikel ilmiah untuk menjelaskan teknologi partikel nano bagi kalangan pelajar dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan. “Juga untuk disabilitas rungu,” ujarnya.
Riset tentang partikel ditekuninya sejak 2004 ketika kuliah S1 hingga lulus 2005. Asep diangkat menjadi guru besar UPI pada Maret 2023. Ketika itu usianya 39 tahun.