Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Dua Hal akan Hilang jika Sansekerta Diganti ke Bahasa Indonesia

Widhyasmaramurti menilai akan ada dua unsur yang akan hilang jika istilah-istilah dalam bahasa Sansekerta diganti dengan bahasa Indonesia.

18 Juli 2019 | 15.32 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi pernyataan terkait situasi keamanan pascarekapitulasi hasil pemilihan umum 2019 di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, 22 Mei 2019. TEMPO/Ahmad Faiz
Perbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi pernyataan terkait situasi keamanan pascarekapitulasi hasil pemilihan umum 2019 di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, 22 Mei 2019. TEMPO/Ahmad Faiz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen sastra daerah Universitas Indonesia Widhyasmaramurti menilai akan ada dua unsur yang hilang jika istilah-istilah dalam bahasa Sansekerta diganti ke bahasa Indonesia. Penggantian itu, kata dia, bakal menghilangkan aspek estetika dan sejarah secara perlahan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Pnggunaan bahasa Indonesia sebetulnya tidak masalah, tetapi itu akan (menyebabkan) terjadi pergeseran makna," kata Widhyasmaramurti kepada Tempo, Kamis, 18 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Doses sastra Jawa ini mengungkapkan, istilah-istilah dalam bahasa Sansekerta memang sulit dilafalkan. Namun, dari segi estetika bahasa, bahasa Sansekerta memiliki keindahan dalam pelafalannya. "Dan memang biasanya itu sudah terpilih kosa katanya dengan makna yang sifatnya simbolik," kata dia.

Adapun bahasa Indonesia, Widhyasmaramurti menilai pilihan diksinya langsung dan lugas. Sehingga, jika suatu istilah dalam bahasa Sansekerta diganti dengan bahasa Indonesia maka akan kehilangan estetika atau puitika bahasanya.

Selain itu, Widhyasmaramurti juga menyebut penggantian istilah bahasa Sansekerta ke bahasa Indonesia sama saja dengan menghilangkan sejarah secara perlahan. "Semakin berkurang proses pelestarian bahasa dan budaya kita," katanya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sebelumnya meminta istilah dalam bahasa Sansekerta diganti dengan bahasa Indonesia yang benar. Saat itu, JK sedang memberikan selamat kepada peraih penghargaan Satya Lencana Karya Bhakti Praja Nugraha atau penghargaan untuk kepala daerah berprestasi. JK mengaku sulit menyebut nama penghargaan tersebut dengan benar.

Menurut JK, istilah dalam bahasa Sansekerta sudah tak lagi relevan di zaman sekarang. Ia yakin tak ada pihak yang hafal dengan penyebutan istilah tersebut. Karena itu, JK pun mengingatkan agar kemetnerian dan lembaga segera mengganti istilah-istilah tersebut.

 

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus