Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pesan khusus kepada para wisudawan Politeknik Keuangan Negara STAN 2023. Pesan tersebut tak lepas dari tema wisuda tahun ini yakni Adiwiranama yang merupakan akronom dari Adiwignya, gagaran, karuna, dan prasama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“PKN STAN selalu menggunakan kata-kata kuno. Namun aktual, wisdom-nya (hikmahnya) sangat dalam,” ujar dia dalam siaran langsung acara wisuda di akun YouTube PKN STAN, pada Kamis, 5 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sri Mulyani mengungkap arti masing-masing kata dari tema wisuda dari Bahasa Sansekerta tersebut. Pertama, Adiwignya yang artinya berpendidikan. Menurut dia, orang yang berpendidikan adalah tahu apa yang individu itu tidak tahu. Sehingga orang akan selalu memiliki kerendahan hati. “Orang yang jumawa, arogan, merasa sudah cukup meskipun pendidikannya tinggi, mereka tidak berpendidikan,” ucap dia.
Bendahara negara mengatakan pendidikan adalah belajar mendidik, mengedukasi diri sendiri tidak hanya otaknya, tapi juga sikapnya. Sri Mulyani meminta agar Adiwignya menjadi refleksi bagi para wisudawan PKN STAN, setelah sebelumnya selama empat tahun menjadi mahasiswa dan setahun berasrama.
“Apakah Anda merasakan perbaikan di dalam kepribadian, sikap, dan cara berpikir? Kalau Anda belum merasa itu cukup, saya berharap Anda terus mencari proses pendidikan lainnya,” ucap dia.
Sri Mulyani meminta agar wisudawan PKN STAN untuk terus mengasah karakter dan sikap di dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa betul-betul menjadi manusia yang berpendidikan.
Kedua, Gagaran yang berarti pedoman. Selain berpendidikan, kata Sri Mulyani, wisudawan PKN STAN juga harus memiliki pedoman yang merupakan kompas untuk menunjukkan arah kemana individu itu menghadap. Menurut dia, kompas ini tidak seperti arah kiblat umat muslim yang jelas dan eksplisit, tapi di dalam bergaul dan bekerja akan ada ujian di berbagai situasi yang tidak diketahui arahnya.
“Karena di situlah letak kualitas dari Anda semuanya. Kalau kualitas Anda baik, itu tanda baik bagi bangsa dan negara Indonesia. Karena orang yang berpendidikan punya kompas yang andal yaitu kompas diri Anda sendiri,” ucap Sri Mulyani.
Mantan Direktur Bank Dunia itu juga mengingatkan bahwa perjalanan tidak selalu mendaki ke atas. Karena, banyak perjalanan terjal ke bawah. Bahkan, kata Sri Mulyani, banyak kasus orang diuji di situasi yang terjal. Di mana keputusan akan dipilih oleh individu tersebut tergantung dari pedoman pada dirinya sendiri.
Artinya, dia menyebutkan lulusan PKN STAN adalah manusia-manusia yang terpilih, bependidikan dan pedoman tidak hanya untuk dirinya sendiri, serta menerima panggilan negara. Dengan begitu, Sri Mulyani mengaku akan tenang. “Karena kompas Anda menjurus kepada arah yang benar.”
Ketiga, Karuna yang berarti kasih sayang. Dalam konteks wisuda PKN STAN, kata Sri Mulyani, Karuna yang dimaksud adalah menebar kebaikan. Dia mengatakan hal itu bisa dilakukan dari lingkungan yang paling kecil seperti di rumah bersama keluarga, atau di tempat kos bersama teman.
Selanjutnya: Menurut Sri Mulyani, Karuna merupakan...
Menurut Sri Mulyani, Karuna merupakan fondasi awal. Jika tidak bisa bersikap baik pada level pribadi, Sri Mulyani khawatir wisudawan PKN STAN tidak mampu bersikap baik pada level publik. Karena pada level pribadi, mulai ditanamkan etika sopan santun kepada orang lain.
Sebagai pegawai dan pejabat publik, kata Sri Mulyani, jika bekerja dan melihat teman atau diri sendiri menghadapi masalah, maka harus mencari solusinya. Atau jika melihat teman mulai 'miring' hampir terperosok, pedomannya mati, kompasnya hilang, maka Sri Mulyani meminta agar membantunya kembali ke jalan yang benar.
“Jaga diri kalian, jaga teman kalian, jaga keluarga kalian, jaga Kementerian Keuangan, jaga Indonesia untuk terus ada di Jalur yang baik dan benar. Itulah esensi Karuna, kasih sayang di dalam kebaikan,” tutur Sri Mulyani.
Terakhir, keempat ada Prasama yang maknanya bersama-sama. Semua lulusan PKN STAN, Sri Mulyani berujar, dibiayai negara. Artinya semuanya bisa mencapai tahap ini karena negara dan bangsa Indonesia memberi kesempatan dan fasilitas untuk mendapatkan kemewahan dalam proses belajar.
Sehingga, dia mengatakan jika lulus, mahasiswa PKN STAN tidak lagi memiliki sikap bisa mengurus sendiri negara ini dan menjadi pahlawan. Mulai hari ini, Sri Mulyani berujar, semua bekerja dalam tim. Hal itu bukan berarti tidak bisa bersinar sebagai diri sendiri, tapi sinar itu diharmoniskan.
Di dalam mengurus keuangan negara, mulai dari bagian pajak, bea dan cukai, manajemen keuangan negara, akuntansi, semua adalah satu tim pengelola keuangan negara. Ada yang berkontribusi bagian penerimaan, belanja pusat, bendahara umum, hingga transfer ke daerah.
“Semuanya penting, tidak ada di dalam kebersamaan rasa jumawa dan kesombongan pribadi, kekuatan dikonsolidasikan jumlahnya dan hasilnya jauh lebih hebat,” tutur dia.
Sri Mulyani juga meminta agar wisudawan PKN STAN untuk tidak bersinar sendiri dengan "membakar" teman sendiri. Karena, hal itu terjadi saat ini, di mana kebersamaan dilupakan atau hanya mementingkan diri sendiri dan kelompok kecilnya dengan konsekuensi "membakar" temannya, institusinya, dan merusak reputasi kementerian.
Dia berpesan agar jangan menjadi manusia yang mementingkan diri sendiri, karena ini adalah harapan bangsa Indonesia yang sudah berinvestasi menberikan mahasiswa PKN STAN untuk mendapatkan proses pendidikan yang baik. “Itu adalah tema dari wisuda hari ini Adiwiranama: Adiwignya, Gararan, Karuna, Prasama itu sudah mencakup seluruh pesan yang saya hanya mengulang dan menggarisbawahi,” kata Sri Mulyani.