Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Kusworo mengatakan personel penyelemat kesulitan dalam proses evakuasi korban longsor tambang di Desa Tulobalo, Gorontalo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesulitan itu berkaitan dengan kondisi cuaca ekstrem. Kesulitan lain akses jalan ekstrem yang bisa memakan waktu 4 sampai 5 jam melalui darat. Apalagi ada longsor di sejumlah titik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Satu-satunya langkah efisien ke depan untuk melakukan evakuasi dengan alat berat. Selain itu helikopter juga akan ditambah, namun masih terkendala dengan dengan cuaca," kata Kusworo dalam rilis yang diterima Tempo, Selasa, 9 Juli 2024.
Untuk mempercepat evakuasi, pihaknya menambah 40 personel yang berasal dari Kantor Pusat Basarnas dan Kantor SAR Manado. Termasuk Basarnas Special Group (BSG) yang telah dilatih bertugas di daerah terpencil.
"Sistem penugasan untuk personel akan saling bergantian membantu personel yang sudah turun di hari sebelumnya untuk menjaga stamina personel," kata Kusworo.
Diketahui, terjadi longsor tambang di Desa Tulabolo terjadi pada Sabtu, 6 Juli 2024. Posko utama operasi SAR di Desa Tulabolo Timur mencatat 23 orang dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia dan 73 orang selamat dengan luka ringan dan berat.