Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan atau Kemhan menggelar rapat pimpinan tahun anggaran 2025 dengan pimpinan TNI secara virtual kemarin. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, meski digelar secara daring, pertemuan tetap berlangsung khidmat dan tanpa kendala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sjafrie mengatakan, rapat yang digelar secara virtual ini sebagai bagian dari efisiensi birokrasi dengan mengurangi acara seremonial. Hal ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sjafrie, penyelenggaraan rapim secara virtual ini, meski dilakukan dengan sederhana, namun tetap berjalan sesuai tujuan pembahasan. Bahkan, rapim berlangsung dengan fokus dan efisien tanpa banyak seremonial.
"Proses rapat virtual tidak mengurangi esensi dan tujuan," kata Sjafrie dalam siaran pers Sekretariat Jenderal Kemenhan yang diperoleh Tempo, Jumat, 17 Januari 2025.
Adapun rapim 2025 Kemenhan dan TNI mengusung tema "Peningkatan Pembangunan Kekuatan Pertahanan Pertahanan Negara". Rapim ini diselenggarakan pada Kamis, 16 Januari dengan diikuti petinggi Kemenhan dan Markas Besar TNI.
"Tujuannya, untuk memperkokoh strategi pertahanan negara dalam menghadapi tantangan global," ujar Sjafrie.
Dalam pembahasan rapim, Sjafrie mengatakan kepada seluruh jajaran dari kedua instansi untuk memperkuat kolaborasi antara lembaga. Sebab, kolaborasi ini akan menciptakan sinergistas yang baik, terutama dalam hal pengelolaan pertahanan negara.
"Kita jadikan ini sebagai navigasi dalam mengemban tugas," ucap dia.
Ia berharap, setelah diselenggarakannya rapim, antara Kemenhan dan TNI dapat terus memperkuat kolaborasi. Sebab, dinamika ancaman dan tantangan bangsa ke depan akan lebih beragam untuk dihadapi.
Pun, kata Sjafrie, rapim ini harus menjadi landasan kuat bagi pengembangan kebijakan pertahaman negara yang lebih adaftif dan responsif, khususnya dalam menghadapi dinamika global yang dapat datang pada kapan saja.
"Ini harus jadi landasan kuat dalam menjaga kedaulatan negara," kata Sjafrie.
Adapun Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang sebelumnya mengatakan rapat pimpinan itu membahas soal alat utama sistem senjata.
"Yang jelas ketika bicara alutsista kan ini menjadi salah satu prioritas ya," kata Frega seperti dikutip dari Antara dalam jumpa pers di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Januari 2025.
Menurut Frega, penguatan alutsista merupakan salah satu upaya memperkuat pertahanan militer. Hal tersebut selaras dengan perintah Presiden Prabowo Subianto kepada Kemenhan untuk membuat postur ideal bagi TNI agar dapat menjaga kedaulatan negara.
Pilihan Editor: Kementerian Pertahanan Terima Kunjungan Militer dari Cina
Antara ikut berkontribusi dalam artikel ini.