Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gibran dan Hasto Berbalas Pernyataan Soal Pertemuan Jokowi dan Megawati

Hasto menyangsikan kata-kata Gibran setelah beberapa kali merasa dibohongi oleh Wali Kota Solo itu.

19 April 2024 | 09.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, berbalas pernyataan dengan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) perihal wacana pertemuan Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri usai Pemilu 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gibran menuding Hasto sengaja menghalangi Jokowi bertemu dengan Megawati. Membalas pernyataan Gibran, Hasto mengatakan penolakan berasal dari para kader anak ranting PDIP. Hasto juga menyangsikan kata-kata wakil presiden terpilih itu setelah beberapa kali merasa dibohongi oleh Wali Kota Solo itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut pernyataan Gibran dan Hasto mengenai wacana pertemuan antara Jokowi dan Megawati:

1. Gibran: Tidak Ada yang Tidak Mungkin

Gibran Rakabuming Raka berharap masih ada peluang untuk pertemuan antara Jokowi dan Megawati. Hal itu diungkapkan Gibran menanggapi pernyataan ketua umum kelompok relawan Pro Jokowi atau Projo, Budi Arie Setiadi, yang meragukan pertemuan kedua tokoh itu bakal terlaksana.

“Ya, semoga tidak tertutup ya. Saya berharap masih ada kemungkinan (Jokowi dan Megawati bertemu),” ujar Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis, 18 April 2024.

Dia menepis kecilnya peluang terlaksananya pertemuan tersebut. Menurut dia, silaturahmi itu hal baik. Dia juga menegaskan tidak ada yang tidak mungkin untuk bersilaturahmi.

Ndak lah (peluang kecil pertemuan). Silaturahmi itu hal yang baik. Tidak ada yang tidak mungkin,” kata putra sulung Jokowi itu.

Soal kemungkinan ikut membantu melobi agar pertemuan Jokowi dan Megawati bisa terwujud, Gibran menyebut akan melakukannya. Di sisi lain, calon presiden terpilih itu sebelumnya disebut-sebut juga telah melakukan komunikasi dengan tokoh-tokoh PDIP berkaitan dengan rencana pertemuan itu. Komunikasi itu termasuk juga menyangkut kemungkinan PDIP bakal bergabung dengan koalisi partai politik pengusung pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.

“Nanti lah ya (ikut bantu lobi senior PDIP). Nanti lah ya, kita pokoknya pengen semua tokoh, pimpinan-pimpinan bisa saling silaturahmi biar yang di bawah juga adem,” katanya.

Sepekan lebih pasca-Lebaran ini, Jokowi belum bertemu Megawati. Hubungan Jokowi dan Megawati dinilai kian renggang dengan tak bertemunya mereka di perayaan Idulfitri tahun ini. Retaknya hubungan Jokowi dan ketua umum partai yang mengusungnya di Pilpres 2014 dan 2019 itu disebut-sebut sebagai buntut dari Pilpres 2024.

2. Gibran: Silaturahmi Kok Dilarang

Gibran Rakabuming Raka mengklaim pertemuan antara Jokowi dan Megawati akan membuat warga dan kader PDIP sangat senang. Dia pun berharap Megawati memberikan izin Jokowi untuk bertemu.

"Ya pasti, warga, kader PDIP pasti sangat senang sekali. Kalau Ibu memberikan izin bertemu ya. Ya nanti tunggu saja," kata putra sulung Jokowi itu saat ditemui di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu sore, 17 April 2024.

Presiden Jokowi hingga pasca Idulfitri belum juga bertemu dengan Megawati. Hubungan keduanya dikabarkan renggang setelah Jokowi tidak mendukung calon presiden yang diusung PDIP yaitu Ganjar Pranowo.

Jokowi kemudian condong mendukung kubu Koalisi Indonesia Maju yang mengusung calon presiden Prabowo Subianto dan sang putra, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden.

Sebelumnya Hasto mengatakan tidak ada pertemuan antara Megawati dan Jokowi usai Lebaran. Dia pun menanggapi video Jokowi dan Mega yang dinarasikan tengah bertemu. Menurut Hasto video itu tidak benar. Hasto mengatakan pertemuan hanya dilakukan terhadap orang-orang yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara.

Menanggapi Hasto, Gibran mengatakan silaturahmi sebaiknya jangan dilarang, terlebih dalam suasana Lebaran.

“Silaturahmi kok dilarang. Silaturahmi untuk tujuan baik ya harusnya diperbolehkan. Dalam suasana Lebaran. Silaturahmi hal baik seharusnya tidak dilarang,” ujar Wali Kota Solo itu.

3. Hasto: Kita Sudah Berapa Kali Dibohongi

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membalas pernyataan Gibran Rakabuming Raka yang berharap masih ada peluang untuk mempertemukan ayahnya, Jokowi, dengan Megawati usai Pilpres 2024.

Hasto meragukan harapan Gibran menjalin silaturahmi dengan pimpinan partai banteng itu benar-benar dinyatakan secara tulus.

“Tolong ditanyakan, itu benar enggak?” kata Hasto saat diminta tanggapannya soal permintaan Gibran di Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024.

Menurut Hasto, dia menyangsikan kata-kata Gibran setelah beberapa kali merasa dibohongi oleh Wali Kota Solo itu. Khususnya, selama proses pencalonan Gibran menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. “Siapa tahu bohong (ingin bertemu). Kan kita sudah berapa kali dibohongin,” ujar Hasto.

Dalam kesempatan berbeda, Hasto pernah menceritakan kisahnya dengan Gibran sebelum penentuan calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024. Hasto mengklaim Gibran pernah berbohong kepadanya dengan mengatakan tidak akan maju di Pilpres kali ini.

Menurut Hasto, dirinya sempat bertanya kepada Gibran pada 2 Mei 2023 soal kemungkinan maju sebagai kandidat. Gibran, kata Hasto, saat itu menyatakan tidak.

“Tidak akan berproses ke sana karena lahir dan dibesarkan di PDIP dan kemudian ‘Tahu bahwa Bapak (Jokowi) tahun depan akan habis kalau saya tidak berlabuh ke PDIP saya ke mana lagi?’” kata Hasto menirukan pernyataan Gibran di Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April lalu.

Hasto menyebut hal itu adalah kebohongan karena dia mengklaim partainya tahu di kemudian hari bahwa keluarga Jokowi sudah memutuskan pencalonan Gibran saat itu.

“Berdasarkan dokumen yang kami kumpulkan, keterangan-keterangan yang kami kumpulkan, ternyata pada akhir April keluarga Pak Jokowi sudah memutuskan bahwa Mas Gibran akan menjadi calon wakil presiden,” ucap Hasto.

4. Hasto: Anak Ranting yang Menolak

Hasto Kristiyanto angkat bicara soal tuduhan dirinya menghalang-halangi pertemuan antara Jokowi dan Megawati. Hasto sebelumnya disebut-sebut mengatasnamakan anak ranting PDIP untuk menggagalkan rekonsiliasi keduanya usai beda pilihan di Pilpres 2024.

Hasto membantah bergerak sendiri untuk menolak pertemuan antara ketua umum partai banteng dengan presiden yang maju dengan kendaraan politik partainya itu. Menurut Hasto, dia hanya menyuarakan sikap para kader anak ranting PDIP yang disampaikan kepada dirinya.

Sebagai bukti, Hasto menunjukkan pesan singkat dengan para kader akar rumput yang ada di telepon genggam pribadinya. “Makanya saya bilang kan, ini anak ranting yang menolak. WhatsApp-nya banyak banget nih,” kata Hasto kepada Tempo di Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu, 17 April 2024.

Hasto sempat memberikan telepon genggamnya kepada Tempo. Di layarnya, terlihat beberapa pesan yang menyampaikan dukungan kepada Hasto untuk terus menolak pertemuan Jokowi dan Megawati.

“Saya tunjukkan, ‘Jangan sampai Pak Hasto, Ibu (Megawati) bertemu Jokowi’,” ucap Hasto menirukan salah satu pesan yang dia terima. Pesan itu adalah salah satu dari banyak pesan sejenis yang ada di grup WhatsApp bernama ‘Pimpinan DPRD PDI Perjuangan’.

Hasto pun menepis anggapan pihak-pihak yang menuding dirinya sengaja menghalang-halangi pertemuan Megawati dengan Jokowi karena ketidaksukaan pribadi. “Lalu tiba-tiba saya yang dituduh (menghalangi-halangi). Ini bukti nih,” ucap dia.

Hasto mengklaim tidak ada kader PDIP yang senang dengan sikap Jokowi di Pilpres 2024. Diketahui, Jokowi merestui anaknya, Gibran Rakabuming Raka, untuk menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo.

Sikap Jokowi itu berbeda dengan PDIP yang mengusung salah satu kadernya, Ganjar Pranowo, sebagai kandidat presiden. “Memangnya ada yang happy di partai ini terhadap pengkhianatan, membakar rumah sendiri? Urusan Jokowi clear, sama semua,” ujar Hasto.

SEPTHIA RYANTHIE | SULTAN ABDURRAHMAN

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus