Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Eks Menteri Agama (Menag) Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi turut hadir dalam unjuk rasa menjelang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang gugatan Pilpres 2024 di kawasan Patung Arjuna Wiwaha (Patung Kuda), Jakarta Pusat, pada Jumat, 19 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun Fachrul adalah pedukung Paslon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Fachrul mengatakan, kehadirannya merupakan bentuk dukungan kepada massa aksi yang memperjuangkan kedaulatan rakyat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam orasinya, dia mendesak hakim konstitusi bertindak jujur dan profesional dalam memutus perkara sengketa Pilpres 2024. "Kita cuma mengimbau hakim konstitusi untuk menjalankan tugas dengan seadil-adilnya," kata Fachrul ditemui di tengah massa aksi.
Fachrul mengatakan, aksi ini tidak menuntut kemenangan, baik dari Paslon 01 maupun 03. Dia memastikan, aksi ini memiliki tujuan yang lebih penting yaitu untuk masa depan Indonesia.
"Hasilnya enggak terlalu masalah. Kita bukan sekedar ngomong siapa yang menang, tapi kita ngomong masa depan Indonesia yang lebih baik," kata Fachrul.
Unjuk rasa pada Jumat siang ini diikuti sejumlah elemen masyarakat seperti Front Penegak Daulat Rakyat (FPDR), Forum Bersatu Relawan 01 (Forbes), Tri Pilar—yang terdiri dari tiga organisasi—FPI, Persatuan Alumni 212, GMPR, dan ada empat organisasi dari Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR).
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dan eks Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Soenarko juga hadir dalam aksi ini.
Din Syamsudin menyebut, massa aksi mendesak hakim Mahkamah Konstitusi menegakkan kedaulatan rakyat. Ia menuding kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sudah diruntuhkan oleh Presiden Joko Widodo. "Maka kami berjuang untuk menegakkan itu,” kata Din Syamsuddin.
Selain itu, ia menyoroti Pilpres 2024 yang merupakan puncak dari gunung es pelanggaran terhadap konstitusi. Ia menuduh Pilpres 2024 dipenuhi dengan kecurangan dan ketidakadilan. “Merupakan kejahatan konstitusional yang kalau tidak dihentikan,” ujar Din Syamsuddin.
Sementara itu, eks Danjen Kopassus Soenarko menyampaikan kehadirannya pada hari ini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa seluruh rakyat Indonesia mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Kami tidak memihak tim nasional 01 dan 03, rakyat mencintai NKRI ini, mengikuti proses yang sedang berjalan di MK,” kata dia.
Soenarko ingin memberi dukungan moril kepada hakim-hakim MK agar bekerja secara jujur, profesional serta ingin menyampaikan kepada pemerintah bahwa rakyat tidak mau ditipu oleh penguasa. “Kita sudah rasakan selama era Jokowi ini begitu banyak kebohongan yang selalu ditutup tutupi,” kata dia.