Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Hari Santri Nasional, Said Aqil Ingatkan Bahaya Dunia Digital

Said Aqil mengatakan dunia digital bisa disalahgunakan untuk menyebarkan hoax dan fitnah.

22 Oktober 2017 | 14.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj, menyampaikan pesan moral kebangsaan dan catatan akhir tahun dengan tema anak ayam tak boleh kehilangan induknya, di Gedung PBNU, Jakarta, 24 Desember 2015. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj memberikan amanat kepada para santri dalam peringatan Hari Santri Nasional. Dalam amanatnya, Said memperingatkan bahaya dunia digital yang tak lagi bisa dihindari para santri.

"Internet adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia dalam dunia maya," katanya di Tugu Proklamasi, Jakarta, Minggu, 22 Oktober 2017.

Baca juga: Penjelasan Menpora Mengapa Perayaan Hari Santri Tak Perlu ...

Said menjelaskan, dunia digital memiliki aspek manfaat dan mudarat. Menurut dia, Internet bisa digunakan untuk media penyebaran kebaikan dan dakwah Islam. "Tapi juga bisa digunakan untuk merusak harga diri dan martabat seseorang dengan fitnah dan hoax," ujarnya.

Ia pun mengimbau para santri menggunakan media teknologi dan informasi sebagai media dakwah dan menyebarkan kebaikan. Menurut Said, hal itu bisa mereduksi tindakan yang tidak sejalan dengan agama, jiwa, nalar, harta, keluarga, dan martabat. "Ini relevan untuk kaum santri dalam menghadapi tantangan zaman," ucapnya.

Baca juga: Di Hari Santri, Menteri Agama Ingin Pesantren Seperti Mahad Ali

Hari ini adalah tahun ketiga peringatan Hari Santri Nasional setelah ditetapkan pada 22 Oktober 2015 melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Peringatan ini dinilai sebagai bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan peringatan Hari Santri Nasional ini mengingatkan bahwa para santri memiliki peran sebelum dan sesudah kemerdekaan. Hari Santri, kata Tjahjo, juga bisa menjadi benteng untuk mempertahankan Pancasila. "Bukan hanya tanggung jawab TNI-Polri, tapi juga seluruh rakyat Indonesia, termasuk para santri," tuturnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus