Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Helikopter jenis MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang hilang kontak dalam penerbangan dari Oksibil, Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang ke Jayapura hingga kini belum ditemukan. Pencarian masih terus dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut pencarian terkendala kondisi medan yang sulit dijangkau. "Banyak bukit dan hutan," katanya usai menutup kegiatan Microsoft Office Specialist (MOS) dan Adobe Certified Associate (ACA) National Championship di Boyolali, Kamis 4 Juli 2019.
Pencarian saat ini dilakukan oleh tim yang melakukan penyisiran baik melalui darat maupun udara. Mereka berupaya menemukan titik keberadaan helikopter tersebut. "Saya selalu memonitor perkembangannya setiap malam," kata dia.
Hadi meyakini bahwa awak dan penumpang helikopter itu masih bisa ditemukan dalam kondisi selamat. "Sebelumnya sudah ada peristiwa serupa dengan jenis pesawat yang sama di mana penumpangnya bisa ditemukan dalam kondisi selamat," katanya. Kesulitan upaya pencarian disebabkan oleh keterbatasan alat komunikasi.
Sebelumnya, helikopter TNI AD jenis jenis MI-17 hilang kontak dalam penerbangan Oksibil, Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang, ke Jayapura, pada Jumat, 28 Juni 2019, sekitar pukul 11.45 waktu setempat. Helikopter itu hilang kontak setelah terbang sekitar 5-7 menit.
Sebelum hilang kontak dalam penerbangan dari Oksibil ke Jayapura, helikopter yang dikemudikan Kapten CPN Aris membawa 11 penumpang dan kru. Adapun nama-nama awak helikopter tersebut yaitu Kapten CPN Aris (pilot), Lettu CPN Bambang (pilot), Lettu CPN Ahwar (co pilot), Serka Suriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo dan Pratu Aharul.
Sedangkan penumpang yang merupakan anggota Yonif 725/WRG yaitu Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin dan Prada Tegar Hadi Sentana.